Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Penilaian Kinerja Pegawai Itu Penting?

2 Desember 2020   11:54 Diperbarui: 3 Desember 2020   17:56 2200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerja di kantor (Sumber: Forbes.com)

Apakah sudah ada yang harap-harap cemas menantikan kenaikan gaji?

"Gajiku naik tidak ya...?" atau "Kira-kira berapa ya kenaikan gajiku tahun depan...?"

Bila ya, berarti kita sama. Akhir tahun biasanya adalah momen yang sering dipakai untuk penilaian kinerja pegawai dalam sebuah perusahaan. 

Penilaian kinerja atau yang disebut dengan performance appraisal merupakan momen penting setiap tahun bagi seorang pekerja. Mengapa demikian? Karena penilaian kinerja itu menentukan banyak hal. 

Lazimnya penilaian kinerja akan menentukan seberapa besar kenaikan gaji utamanya bagi pekerja kelas menengah ke atas yang gajinya tidak terpengaruh oleh Upah minimum regional (UMR). 

Semakin tinggi penilaian, semakin tinggi pula presentase kenaikan gaji yang didapat. Di beberapa perusahaan bahkan penilaian kinerja juga berhubungan benefit-benefit lainnya seperti, besaran nilai bonus tahunan, uang pengobatan, atau tunjangan fungsional. Itulah alasan kenapa penilaian kinerja menjadi suatu momen tahunan yang penting bagi semua pekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja (performance appraisal)

Baiklah, mari kita lihat terlebih dahulu faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi penilaian kinerja. Secara garis besar biasanya ada dua, yaitu subyektif dan obyektif. 

Faktor subyektif adalah faktor penilaian atasan yang lebih didasarkan pada asumsi. Tidak ada batasan baku. Murni subyektifitas atasan. 

Faktor obyektif adalah faktor yang terukur, ada acuan dan parameternya. Saya akan mulai dari beberapa hal yang mungkin menjadi poin-poin dalam penilaian obyektif.

Ilustrasi penilaian kinerja pegawai. Gambar: educba.com
Ilustrasi penilaian kinerja pegawai. Gambar: educba.com

1. Absensi (Terlambat, mangkir, cuti sakit, cuti tidak dibayar)
Absensi karyawan merupakan hal yang dapat dilihat dan dapat diukur. Untuk cuti sakit tidak semuanya masuk ke penilaian kinerja memang. Namun di tempat saya bekerja, cuti sakit dianggap sebagai nilai minus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun