Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Telah Mencapai Garis Finish dan Memelihara Iman, Rest in Peace Pak Jakob

10 September 2020   05:57 Diperbarui: 10 September 2020   06:57 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakob Oetama, Pendiri Kompas Gramedia. Gambar: Katoliknews.com

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

2 Timotius 4:7

Begitulah kutipan untuk melepas kepergian Sang Inspirator jurnalisme, Jakob Oetama yang terambil dari sebuah ayat Alkitab pada Perjanjian Baru. Bapak Jakob Oetama, sebagai seorang Katholik yang taat, kutipan ayat ini berarti bahwa seperti dalam sebuah perlombaan, beliau telah sampai pada garis finis yang merupakan garis akhir kehidupan. Sebab itu maka segala sesuatunya telah selesai. Ia akan kembali bersatu dengan penciptaNya, Tuhan semesta alam.

Jakob Oetama, telah dilahirkan sebagai pahlawan jurnalisme. Tak hanya dunia jurnalisme, bahkan Indonesia akan sangat kehilangan sosoknya yang begitu humanis.

Kompas, media yang didirikan oleh mendiang adalah media yang sedikit banyak berpengaruh dalam hidup saya karena saya sudah membacanya sedari kecil. Kompas selalu saya anggap sebagai media yang terbaik untuk dijadikan bahan mencari referensi. Segala bidang dibahas disini. Mulai dari humaniora, politik, budaya, dan moral kemanusiaan. 

Saya teringat ketika saya masih sekolah SD, saya menyisihkan uang saku hanya untuk membeli koran Kompas seminggu sekali karena tak mampu membelinya setiap hari. Maklum, uang saku sekolah hanya cukup untuk membeli es teh manis pada waktu itu.

Tetapi itu adalah hal yang saya prioritaskan karena saya sungguh mengagumi arti sebuah kualitas. Tanpa mendiang Jakob Oetama, saya tidak akan mengenal Kompas. 

Saya juga tidak akan mengenal para Kompasianer yang baik hati karena tak ada blog Kompasiana. Oleh karenanya, saya ingin turut berdukacita sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum Jacob Oetama. Beliau sudah tenang mengikut BapaNya di surga. Tak ada sakit lagi. Yang ada hanyalah nyanyian sukacita bersama para Malaikat didalam keabadian. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan penghiburan.

Sosok Jakob Oetama tutup usia 9 September 2020 pada usia 88 tahun. Sebuah usia yang tidak lagi muda. Menandakan bahwa hidupnya telah lama dipakai sebagai perpanjangan tangan Sang Khalik.

 Hidupnya telah menjadi berkat bagi banyak orang. Tak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di kancah masyarakat Internasional. Terbukti dari beragam penghargaan lifetime achievement yang diraih. Lifetime achievement adalah sebuah penghargaan bagi tokoh yang berjasa besar dalam bidangnya serta memberikan dampak kesejahteraan masyarakat yang seluas-luasnya. 

Penghargaan ini antara lain Ia peroleh dari Tahir Foundation, Soegeng Sarjadi, dan Asian Publishing Convention. Penghargaan tersebut hanya segelintir dari sederet penghargaan yang beliau peroleh. Hasil dari sebuah prestasi dan kerja keras. Walaupun tidak mengenal beliau secara pribadi, saya mengagumi beliau sebagai sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun