Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yang Kuat pun Akhirnya Tumbang

2 Agustus 2020   09:31 Diperbarui: 2 Agustus 2020   09:18 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribunnews.com

"Assalamualaikum
Salam sejahtera untuk kita semua.
Bapak bapak /Ibu semuanya,
Terima kasih atas support dan kerjasamanya selama ini. Saya pribadi dan atas nama Team meminta maaf apabila selama ini banyak berbuat salah baik ucapan ataupun perbuatan yg kurang berkenan di hati.
Ada pertemuan pastinya ada perpisahan"

Begitulah isi pesan WhatsApp yang saya terima pada 30 Juli yang lalu. Pesan tersebut saya terima ketika saya baru sampai kantor jam 7.30 pagi. Sebut saja namanya Pak Darmo. Beliau adalah Supervisor Incoming Quality di salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang mana perusahaan tersebut adalah costumer / pelanggan dari perusahaan tempat saya bekerja. 

Kami sudah bekerja cukup lama, lebih dari 3 tahun. Sontak saja saya kaget dan segera membalas pesan tersebut. Menanyakan apa maksudnya. Kemungkinannya ada dua, apakah beliau resign dari perusahaan tersebut atau perusahaan kami yang dicoret dari daftar supplier. Sempat saya deg-degan juga karena kalau perusahaan kami dicoret dari daftar supplier maka saya lah orang yang bertanggung jawab karena saya penanggung jawab Quality Control. 

Sesaat kemudian beliau menelepon saya dan menjelaskan bahwa perusahaannya ditutup. Seperti petir menyambar, saya dan rekan-rekan begitu kaget perusahaan selevel itu bisa tutup tidak kuat dengan gempuran virus Corona. 

Sesungguhnya Pak Darmo pun menyesalkan sikap manajemen yang langsung mengambil keputusan penutupan perusahaan tanpa ada selentingan kabar apapun kepada para karyawan sebelumnya. Beliau bercerita bahwa hari Minggu 26 Juli 2020 kemarin adalah pengiriman terakhir produk ke costumer dan pada keesokan harinya Senin 27 Juli 2020 diumumkan bahwa perusahaan ditutup.

Sedikit saya gambarkan profil perusahaan tersebut. Sebut saja namanya PT Majujaya Transformer. Perusahaan itu sudah bertahun-tahun dikenal sebagai produsen trafo dan sudah mengekspor produknya ke berbagai negara. PT Majujaya Transformer merupakan jaringan PMA (Penanaman Modal Asing) yang menginduk pada PT Majujaya Internasional yang berpusat di Prancis. Mereka memiliki jaringan perusahaan di seluruh dunia yang memiliki lebih dari seratus ribu karyawan. 

Di Asia-Pasifik mereka memiliki pabrik di India, China, Indonesia, Singapura, Malaysia, Australia, Thailand. Di Indonesia sendiri pabriknya berada di Batam, Jakarta, dan Bekasi. Yang ditutup yang berlokasi di Cibitung, Bekasi. Entah mungkin di negara lain ada juga yang ditutup saya tak tahu. 

PT Majujaya Transformers dikenal sebagai salah satu perusahaan yang bonafid yang berani membayar gaji karyawan dengan bayaran mahal. Yang jelas tidak ada yang menyangka bahwa perusahaan ini akan tutup. Sebelum Pandemi, perusahaan ini masih sangat sehat dan bisa dikatakan masih berkibar dilihat dari banyaknya order. Siapa sangka akhirnya tumbang juga dihajar oleh virus covid-19 setelah sekian lama bertahan.

Lain PT Majujaya tadi, lain pula dengan kondisi perusahaan di tempat saya bekerja. Setelah bertahan dari Maret hingga Juli kemarin tanpa melakukan pemotongan gaji karyawan dan tanpa merumahkan karyawan meskipun sebenarnya sudah dalam kondisi ngos-ngosan, akhirnya perusahaan tidak kuat juga terus-menerus dihantam. 

Pada Agustus ini akhirnya manajemen memutuskan untuk merumahkan karyawan dengan pemotongan gaji 25 persen. Jajaran direksi sudah berusaha sedemikian rupa. Tiga bulan yang lalu direksi sudah berujar bahwa tidak akan melakukan pemotongan gaji setidaknya hingga Juli. Berharap setelah itu kondisinya membaik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun