Mohon tunggu...
Alfatih Muin
Alfatih Muin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Kertas dalam Menjaga Firman Tuhan

12 Januari 2018   19:48 Diperbarui: 12 Januari 2018   19:51 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: santri.net

Disiang yang cukup terik, setelah kegiatan pesantren selesai pada waktu itu, salah seorang teman satu pesantren mengembalikan buku novel pertama dari serial anak-anak mama karangan Tere liye. tentu sampul buku dan halaman-halama yang lusuh sudah tidak dikenali kapan saya pernah memiliki buku ini. 

Tapi ada satu petunjuk dalam lembar  pertama yang memastikan bahwa buku itu punya saya, yaitu ada tulisan nama saya lengkap bersama alamat saya. Lantas saya tertegun dan menyadari hal penting ternyata novel burlian merupakan buku pertama yang saya baca dalam kategori cerita fiksi berbentuk novel.

Tiba-tiba saya merasa beruntung, karena bentuk kenangan spesial itu berupa buku yang terhimpun dalam lembaran-lembaran kertas yang terbilang simpel dan tahan lama. Memang iya, karena hanya elemen air dan api yang mampu memusnahkan tulisan-tulisan dalam kertas secara masif. selain itu, hampir tidak ada yang dapat memusnahkan tulisan dalam kertas secara efektif kecuali serangga Rayap. 

Aku patut berterima kasih kepada kertas yang mampu menjaga tulisan itu tetap utuh setelah empat tahun hilang. Tampaknya, tidak hanya aku yang harus berterima kasih pada kertas. Bahkan sebagian agama-agama harus berterima kasih pada kertas.

Kita semua tahu, bahwa sebagian agama-agama memiliki kitab suci, kitab suci tersebut difungsikan sebagai pedoman hidup, rujukan pertama dalam hukum agama dan bahkan kitab suci adalah representasi dari eksistensi sebuah benuk komunikasi antara Tuhan dan Manusia. Lewat kitab suciNya Tuhan menyalurkan perintah dan laranaganNya, melalui perintah dan laraganNya, 

Tuhan menunjukkan sikap moral ideal yang dikehendaki olehnya, supaya manusia dapat menjalani kehidupan yang diinginkan Tuhan dari aspek ritual dan sosial. Tidak hanya itu, dalam kitab suci tertera juga janji dan ancaman, potret sebuah masa depan sebagai buah dari konsekuesi  segala perbuatan manusia. Disamping itu, isi dari kitab suci adalah kalam tuhan mengenai kehidupan sejarah dan tanda-tanda alam agar manusia mengambil sebuah pelajaran darinya.

Kitab suci, hampir semuanya pernah terbukukan dengan lembaran-lembaran kertas dalam bentuk buku. Juga semua kitab suci pernah mengalami masa-masa dimana kertas belum ditemukan. Jadi, alternatif pada masa-masa tersebut, kitab suci tertulis pada bongkahan-bongkahan batu, di pelepah-pelepah daun, potongan-potongan bambu, kepinagan-kepinagn logam dan lembaran-lembaran kulit hewan dan kulit kayu.

Betapa tidak efisiennya tulisan dalam bungkus tersebut, meskipun itu adalah satu-satunya agar kitab suci terpelihara dan berjalan terus secra estafet dari generasi ke generasi. Termasuk juga kitab suci al-quran dalam masa-masa turunnya, ditulis di pelepah Kurma, kulit-kulit yang sudah distrilkan dengan di samak dan bongkahan Batu dan Tulang. 

Ada cerita sejarah yang menyebutkan proses masuk islamnya salah satu tokoh muslim Umar bin Khatab dilatar belakangi ketika umar menemukan penggalan ayat suci al-Quran surat at-Taha ayat satu sampai enam yang tertulis di pelepah Kurma dirumah adik permpuannya.

Sejarah mulai berubah ketika kertas ditemukan pada tahun seratus lima masehi di Cina dan mulai menyebar luas di timur tengah yang bermula di Samarkand dan Baghdad beserta tersebarnya industri kertas yang bersumber di spanyol, dan sisilia. pada awalnya memang pembuatan kertas memerlukan biaya produksi yang besar, sehingga penemuan ini tidak begitu maksimal dan masih banyak sudut-sudut dunia yang belum mengenal kertas. 

Baru pada abad ke sembilan belas tepatnya tahun 1830 Charles Fenerty dan Friedrich Gottlob di tahun 1840 menemukan mesin yang dapat  membuat bubur kertas dari serat kayu, mesin ini membuat harga kertas semakin terjangkau dan dinikmati semua kalangTuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun