Mohon tunggu...
Alfarizi Kusuma
Alfarizi Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun Belajar

Akun ini saya ciptakan karena desakan tugas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Harus Ada Hari Santri?

20 Oktober 2021   21:10 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:38 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak 6 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Oktober 2015 secara resmi Presiden Joko Widodo meresmikan untuk di adakannya Hari Santri Nasional atau biasa kita sebut "HSN". Bukan tanpa alasan Pak Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 oktober sebagai Hari Santri Nasional. Santri memiliki sejarah yang Panjang dan penting dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia. Santri merupakan komponen paling penting dan berharga di negri ini. Jumlah   perlu untuk di adakannya hari santri ini, dan sangat penting untuk di peringati dan di muliakan.

            Mengutip dari berbagai sumber, Hari Santri Nasional di bentuk dengan tujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang resolusi Jihad KH> Hasyi,m Asyari. Resolusi jihad itu di lakukan untuk menggerakan kaum pemuda santri dan masyarakat untuk berjuang Bersama melawan pasukan kolonial yang menduduki Surabaya pada 10 November 1945. KH. Hasyim Asyari sebelumnya menjabat sebagai Rais Akbar PBNU. KH. Hasyim Asyari memutuskan untuk melakukan jihad melawan kolonial di Surabaya, Jawa Timur dengan berfatwa  hukum membela negara/ tanah air adalah fardlu ain atau wajib bagi seluruh masyarakat tanah air. Keputusan tersebut di buat setelah mendengar kabar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu. Para santri disebutkan meminta kepada pemerintah supaya menentukan sikap dan tindakan agar tidak membahayakan kemerdekaan bangsa serta agama. Dengan itu para santri dari Jombang dan seluruh santri yang ada di Indonesia berangkat ke Surabaya dengan semangat berjihad Fi Sabilillah siap membela tanah air dan agama. Terjadilah pertempuran di Surabaya, antara para santri dan rakyat melawan sekutu. Pemimpin sekutu waktu itu Brigadir Jendral Aubertin Walter Sothern Mallaby tewas dalam pertempuran tersebut.

            Tujuan di adakannya hari santri sendiri adalah untuk mengingatkan masyarakat dan para santri tentang perjuangan dan meneladani semangat jihad fi sabilillah para santri yang digelorakan para Ulama sebelumnya. Untuk memperingati Hari Sanri Nasional, terbentuk secara khusus dalam sebuah lagu, yakni dengan judul "Hari Santri".

            Bicara soal santri saya pribadi (penulis) juga merupakan seorang santri. Saya di sini akan menceritakan sedikit tentang pengalaman saya pas jaman masih mondok dulu. Namaku M. Alfarizi Kusuma, yang sekarang dudukdi bangku kuliah Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim malang semester 1. Pengalaman saya mondok dulu, saya mondok di sebuah pondok pesantren kecil di daerah Babat Lamongan, tepatnya di dusun Tegalrejo, desa datinawong. Pondok say aitu bernama pondok Pesantren Raudlatul Muta'limin Lamomngan yang berada di bawah naungan Yayasan Taman Pendidikan Agama Islam Raudlatul Muta'alimin Lamongan. Pada saat saya mondok di sana saya sedang menduduki bangku SMP di SMP Raudlatul Mutaalimin Lamongan yang berada di bawah naungan Yayasan Taman Pendidikan Agama Islam Raudlatul Mutaalimin Lamongan (YTPAI RML) juga.

            Cerita saya mondok dulu berawal ketika saya di akhir kelas SD saya memaksa ke orang tua untuk mondok. Bukan tanpa alasan saya memaksa ingin mondok, karena saya sudah sangat bosan di rumah dan ingin sekali merasakan dunia luar tanpa pengawasan orang tua. Maka dari itu saya memutuskan untuk mondok, meskipun orangtua juga kurag setuju karena mungkin saya di anggap masih kecil dan belum siap uuntuk mondok. Hingga akhirnya saya dan 1 teman saya memutuskan untuk mondok di Ponpes Raudlatul Mutaalimin karena ada kakak kelas juga yang mondok di sana dan mengajak saya untuk bergabung juga dengannya.

            Karena saya dulu waktu pertama kali mondok masih kecil, saya sangat seringkali melakukan hal ceroboh yang akhirnya merugikan saya sendiri karena saya juga tergolong orang yang sangat sulit beradaptasi di lingkungan baru. Saya waktu masih awal-awal mondok sering kehilangan barang saya, tidak jarang juga saya kehilangan uang ssaku saya. Tapi itulah dunia pondok pesantren, itulah proses menuju pendewasaan, dengan pengalaman sering kehilangan itu juga saya jadikan pelajaran untuk kedepannya saya harus lebih berhati-hati lagi, karena ini sudah jauh dari pengawasan orang tua juga jauh dari rumah dan saya harus benar-benar hidup mandiri dengan lebih berhati-hati.

            Hidup di pondok pesantren bisa dikatakan sangat menyenangkan juga bisa dikatakan keras, Tergantung kita menyikapi dan memandangnnya. Kita hidup dengan banyak orang dimana orang-orang itu berasal dari berbagai macam latarbelakang. Kita harus pintar-pintar menyaring sirkel pertemanan kita agar kita mendapatkan teman-teman yang sefrekruensi dan tentunya punya tujuan baik untuk mondok. Jika kita telah berhasil menemukan sirkel pertemanan kita yang tepatn maka hidup kita di pondok juga akan menyenangkan tapi juga haru tetap hati-hati. Di pondok kita melakukan segala aktivitas selalu bersama atau bareng dengan banyak teman. Mulai dari makan bareng, sholat berjamaah bareng, ngaji bareng, tidur bareng, main bareng, mencuci bareng, hingga terkadang mandi bareng wkwk.

            Jadwal kehidupan para santri di pondok bisa di katakana sangat padat dan penuh dengan hal positif. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi pasti di isi dengan belajar dan mengaji. Santri terbiasa bangun jam 3 pagi untuk melaksanakan sholat tahajud subuh lalu mengaji sampai menjelang fajar, sehabis itu santri pun mulai bersiap-siap untuk menimba ilmu di pendidikan formal/sekolahan. Waktu menunjukan jam 2 lebih seperempat pendidikan formao/sekolah pun berakhir sehabis itu para santri ada yang langsung balik ke pondok untuk istirahat dan ada juga yang melanjutkan pada kegiatan ekstrakulikuler sampai jam 4, karena kegiatan pondok juga di mulai jam 4. Setelah menjalankan kegiatan pendidikan di sekolah sampai jam 4 tiba waktunya untuk jamaah sholat Ashar, setelah jamaah sholat ashar di lanjutkan dengan mengaji Alquran sampai menjelang waktu maghrib. Sehabis maghrib santri pun melanjutkan mengaji di Madrasah diniah sampai jam 8 untuk menjalankan sholat isyak berjamaah. Setelah sholat isyak berjamaah santri pun masih harus mengikuti kegiatan pendidikan/Ta'lim lagi yakni ta'lim bahsa Arab. Setelah ta'lim Bahasa arab kegiatan pondok pesantren pun berakhir. Para santri pun tidak lantas langsung tidur ada yang belajar sekolah besok, ada yang musyawarah membahas suatu kitab dan permasalahan, ada yang bermain-main, ada juga yang mencuci pakaian malam-malam karena beralasan sangking padatnya kegiatan di sianghari, sehingga tidak sempat untuk mencuci di siang hari. Dan dibatasi sampai jam 10 untuk kegiatan kegiatan setelah talim pondok, karena supaya besok pas dibangunkan untuk sholat shubuh tidak mengantuk lagi.

            Begitu padat dan positifnya kegiatan santri dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Maka dengan itu jangan pernah menyepelekan santri. Meskipun orang-orang awam menyebutnya menempuh pendidikan di pondojk pesanten adalah hal yang lawas, kuno dan tidak mempunyai masa depan itu merupakan pernyataan yang sangat salah besar, karena pada faktanya pondok pesantren sudah banyak yang sudah menerapkan Pendidikan formal dan modern. Sehingga santri memliki pendidikan yang seimbang antara pendidikan dunia dan akhirat, dengan itu juga santri mempunyai bekal untuk masa depan kerjannya.

            Dari segi banyaknya hal positif yang di ajarkan di pondok pesantren, banyaknya juga jumlah pondok pesantren serta santyrinya dan  perannya dalam proses kemerdekaan negara indonesia itulah yang menyebabkan harus di adakannya Hari Santri Naasional untuk menghormati jasa-jasa para santri. Maka keputusan yang di buat oleh presiden dan pemerintah pada tahun 2015 untuk mengadakan adanya Hari Santri Nasional di tanggal 22 oktober, saya pribadi sangat setuju dengan keputusan itu. Karena dengan adanya Hari Santri Nasional, wibawa santri bisa terangkat dan disegani oleh khalayak umum sehingga para santri bisa lebih bersemangat untuk belajar dan jihad fisabilillah dalam bentuk segala hal.

Bojonegoro, 20 Oktober 2021

M. Alfarizi Kusuma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun