Mohon tunggu...
ALFAREJA SANGAJI
ALFAREJA SANGAJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kemanusiaan adalah satu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zaman Baru dan Kompleksitas Permasalahan di Akar Rumput

19 Juli 2022   00:49 Diperbarui: 19 Juli 2022   01:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan umat manusia mulai dari proses berpindah-pindah tempat (nomaden) berburu dan melansungkan hidup, menaklukkan klan ke satu klan, suku antar suku hingga mengubah corak hidup dengan menetap pada wilayah yang dimukiminya, hal inipun tidak terlepas dari usaha dan upaya manusia menemukan hal-hal baru dalam corak produksi untuk melansungkan hidup dan kehidupannya, serta hingga pada lahirnya pengetahuan-pengetahuan menjadi bidang ilmu, tentu hal ini tidak terlepas dari pergelutan dan dialektika umat manusia sepanjang proses sejarah perjalanannya.

Hari ini, kemajuan sungguh tidak dapat kita elakkan pada masa kini, mulai dari penemuan-penemuan di bidang sains dan teknologi, penciptaan-penciptaan nuklir hingga senjata pembunuh masal berbasis sains dan teknologi (virus dsb), rekayasa genetika, hingga kecerdasan buatan yang menyerupai kecerdasan umat manusia, penciptaan alat-alat produksi yang memudahkan penunjangan kehidupan dalam lapangan ekonominya. Sungguh, hal ini adalah kemajuan yang luar biasa dalam hidup umat manusia.

Namun proyeksi dan kemajuan tersebut sungguhpun, tak elak mengalienasi strata umat manusia atau masyarakat pada kalangan yang terasingkan dari kemajuan dan perkembangan tersebut, hal ini kerap hanya dirasakan oleh masyarakat pada strata tingkatan atas yang menguasai segala aspek kehidupan serta akumulasi yang mumpuni. Tak banyak hal dapat dirasakan oleh kalangan masyarakat tingkatan bawah dari kemajuan yang terjadi.

Pada konteks kehidupan masyarakat Indonesia, hal ini malah banyak mayoritas masyarakat kita yang menjadi korban dan merasakan ketimpangan dari kemajuan-kemajuan yang ada, kemajuan ini hanya bisa di nikmati oleh mereka yang notabennya pemilik akumulasi modal raksasa, pebisnis-pebisnis besar, klan-klan oligarki serta generasi yang memiliki pertalian darah, keluarganya dan kerabat. Tak banyak dapat berbuat masyarakat kalangan bawah atas kemajuan tersebut, tak layaknya seperti sisi ini, kehadiran negara seakan tak memiliki eksistensinya dalam menjamin hidup dan penghidupan rakyatnya.

Hal ini bukanlah suatu kemungkinan bahwa tidak ada upaya dan daya cipta pada kalangan bawah masyarakat kita, jikalau di tilik lebih dalam, terjadi ataupun banyak masalah kompleks yang bahkan seperti menjadi penyakit kronis yang di idap dan menjalar dari generasi ke generasi, sepanjang kemajuan dan perkembangan mereka teralienasi dari sirkulasi akumulasi ekonomi yang tersentralisasi, sehingga hanya menguntungkan segelintir dari kemajuan tersebut.

Bisa di lihat dan di tilik lebih mendalam, masalah kompleks yang di hadapi baik sebelum dan sesudah terbentuknya nation state yakni Indonesia, masalah kemiskinan yang kemudian lahir dari ketimpangan sistem ekonomi, akumulasi yang tidak berimbang, pendidikan yang terbatas serta tidak merata, belum lagi dampak negatif yang di dapat dari proses pengerukan alam, yakni dampak lingkungan, penghimpitan ruang hidup dan sebagainya yang terus mengalienasi dan meminggirkan.

Konsep pembangunan yang tumpang-tindih, tentu kalaupun tidak di kalkulasi maupun di ukur untuk pembangunan dengan baik, strata-strata ini akan terus di kesampingkan. Minimnya literasi dan pengetahuan yang di miliki akibat dari ketidaksetaraan dan pemerataan pendidikan, masalah yang begitu mendasar tersebut akan terus menjalar dan merantainya.

Syarat mutlak untuk dapat memutuskan mata rantai dari kompleksitas permasalahan tersebut hanya akan dapat diputuskan, adalah dengan membenahi masalah yang paling fundamental atau mendasar, yakni sektor pendidikan, bidang ekonominya dengan pemberdayaan pada berbagai aspek, penyesuaian dan adaptasi terhadap kemajuan ilmu yang berbasis sains dan teknologi sebagaimana kemajuan hari ini, serta bidang-bidang yang lain, maka eksistensi negara sebagai fasilitator dan penjaminan mesti hadir dalam wujud yang nyata bagi seluruh rakyatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun