Mohon tunggu...
Alfain Aknaf Rifaldo
Alfain Aknaf Rifaldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Hanya mas mas biasa yang tidak kuat mengonsumsi kopi tanpa air Instagram : @aaknafr

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berbagai Upaya Menjaga Sandal ala Santri

4 Maret 2021   12:36 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:39 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pesantren dikatakan adalah tempat pusat belajar agama Islam di Indonesia. Ada banyak sekali jumlah pesantren yang ada di Indonesia. Dari yang masih menganut sistem salaf (tradisional) sampai yang mempunyai sistem modern. Beberapa diantara pesantren-pesantren tersebut bahkan sudah berumur lebih tua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri.

Meskipun dikatakan bahwa pesantren adalah pusat mengkaji ilmu agama Islam, namun tidak lantas membuat penghuninya selalu berbuat kebajikan dengan berlandaskan syariat Islam. Nyatanya banyak sekali kejadian-kejadian yang mungkin bagi masyarakat non-pesantren adalah hal yang cukup aneh atau bahkan tabu namun dianggap biasa saja bagi kalangan pesantren. Seperti makan satu piring berempat, pinjam-meminjam pakaian, mandi bersama dan memakai barang temannya tanpa seizin pemilik atau bisa dikatakan 'mencuri'.

Mencuri tentu bukanlah hal yang baik, kita semua sepakat akan hal tersebut. Namun dalam kehidupan pesantren ada batas dimana kita bisa memakai barang milik orang lain dan dianggap wajar. Contoh yang paling sering ditemukan hampir di setiap pesantren adalah memakai sandal milik orang lain tanpa izin. Biasanya terjadi ketika sang pemilik lalai meninggalkan sandalnya di depan kamar tanpa pengawasan. Atau ketika kegiatan dimana seluruh santri ikut, seperti solat berjamaah atau ngaji bandhongan di masjid atau pusat kegiatan lainnya. Sang pelaku akan bergegas keluar tempat kegiatan begitu selesai dan langsung mengambil sandal yang dia lihat. Tak peduli bagus atau tidak.

Pencurian sandal ini biasanya terjadi karena kebutuhan, bukan atas dasar iri dengan sandal teman yang lebih bagus atau mahal. Jadi sandal yang diincar adalah sandal-sandal yang standar pesantren dan tidak muluk-muluk. Namun apapun alasannya, mencuri tetaplah mencuri. Selalu akan ada orang yang dirugikan.

Beberapa pesantren merasa bahwa budaya pencurian sandal ini tidak boleh dibiarkan terus lestari, sehingga banyak dilakukan upaya pencegahan pencurian sandal, baik berskala individu maupun massa. Tujuannya tentu sudah jelas untuk menekan angka pencurian sandal atau bahkan menghentikan budaya tersebut jika memungkinkan. Berikut inilah berbagai upaya tersebut yang pernah penulis sendiri lakukan waktu dulu nyantri dan mungkin tidak ada di tempat selain pesantren.

Cara yang satu ini adalah salah satu yang paling klasik dan umum dijumpai di banyak pesantren. Hampir setiap temanku yang berasal dari lain pesantren mengiyakan bahwa metode ini ada dan masih eksis di pesantren mereka. Untuk yang masih belum faham bagaimana caranya sebuah sandal bisa digembok nanti akan saya jelaskan.

Caranya adalah dengan mengaitkan gembok ke dalam celah yang ada di antara sepasang sandal. Begini pun sebenarnya sudah cukup aman bila dibandingkan sandal yang tidak digembok. Namun apabila menginginkan keamanan yang lebih, cukup kaitkan gembok tersebut ke pagar masjid atau apapun yang sifatnya menetap dan tidak bisa dipindahkan. Memang cukup mengganggu pemandangan, tapi itu jauh lebih baik daripada sandal raib diambil orang.

Kelemahan metode ini adalah adalah kurang praktis karena harus membawa gembok besera kuncinya kemanapun kita pergi. Teman-teman saya mengatasi hal ini dengan meninggalkan gembok di pagar masjid, dengan resiko akan lebih mudah berkarat jika sedang musim hujan. Selain itu, beberapa santri memiliki keterampilan membuka gembok dengan sembarang kunci, yang mana ini cukup menjadi ancaman bagi penganut metode ini karena gembok sudah tidak berarti lagi jika bisa dibuka oleh orang lain. Namun karena membuka gembok tidak dengan kuncinya cukup memakan waktu, saya rasa metode ini masih cukup efektif.

  • Memakai Sandal Bagus

Percaya atau tidak, memakai sandal bagus yang jarang dimiliki oleh kebanyakan santri bisa mencegah sandal tersebut dicuri dan itu cukup efektif. Alasannya seperti yang saya sempat jelaskan di beberapa paragraf yang lalu, bahwa pelaku pencurian sandal cenderung mencuri karena kebutuhan atau karena desakan waktu sehingga tidak sempat mengambil sandal miliknya sendiri dan mereka hanya akan mengambil sandal yang standar rata-rata dipakai oleh santri di pesantren tersebut. Atau alasan lainnya adalah karena lebih mencolok, atau sandal yang 'bagus' terkesan milik tamu, dan biasanya santri segan untuk mencuri sandal milik tamu, di samping juga akan dihukum berat jika ketahuan.

Kelemahannya adalah tidak semua orang segan untuk memakai sandal yang bagus. Selain itu, sandal bagus sangat rawan dicuri jika mendekati musim liburan, karena ada beberapa santri yang ingin tampil keren di rumah tapi tidak modal. Menimbang semua resiko ini, saya rasa metode ini masih cukup efektif jika dilakukan pada waktu yang tepat.

  • Tas Sandal

Di pesantren saya dulu, pernah diadakan program tas sandal dengan tujuan untuk mengurangi pencurian sandal. Sistemnya adalah setiap santri wajib membeli tas sandal yang disediakan di koperasi pesantren. Nantinya tas tersebut akan dinamai sesuai dengan nama  pemiliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun