Jika memandang atau mendengar kata smart city, biasanya identik dengan sebuah kota cerdas yang menggunakan teknologi. Padahal, penggunaan smart city lebih dari sekedar kemampuan teknologi yang dimiliki semata.
Ada pendapat apabila daerah telah memiliki akses internet merata di seluruh daerahnya atau memiliki kecepatan akses internet yang 'lumayan' disebut sebagai smart city.
Konsep smart city sebenarnya condong kepada sumber daya manusia dalam kota tersebut. Mindset masyarakat yang menginginkan kota menjadi lebih baik dapat dikatakan sebagai titik awal menuju kota cerdas.
Untuk menumbuhkan persaingan di tiap daerah dalam mewujudkan konsep smart city, pemerintah menyusun rencana agar masing-masing daerah semakin memacu diri.
Pemerintah telah mengumumkan penilaian terhadap Rating Kota Cerdas Indonesia 2019 akan digelar pada minggu kedua bulan Juli hingga bulan November mendatang.
Adapun tujuan dari kegiatan tersebut untuk mengukur perkembangan seluruh kota di Indonesia dalam peningkatan kualitas hidup kota yang tentunya melalui upaya solusi cerdas.
Pengukuran upaya solusi cerdas akan ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Perbaikan sumber daya manusia dan pengelolaan infrastruktur di kota menjadi dasar pengukuran.
Kemampuan ini selanjutnya diintegrasikan dengan kehidupan sehari-hari sehingga setiap aktivitas masyarakat menjadi lebih efisien, pelayanan publik berjalan baik, hingga meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Di Indonesia, konsep smart city masih mengalami kendala dalam implementasi di lapangan. Dibutuhkan kemampuan teknologi informasi yang memadai.
Dalam mewujudkan konsep smart city di Indonesia perlu dibentuk kerjasama apik antara pemerintah, industri, lembaga pendidikan, maupun komunitas masyarakat.
Jika visi dan misi di tiap bagian searah, maka smart city yang semula berupa konsep mampu diterapkan dalam keseharian masyarakat.
