Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Cyber War", Perang Zaman Now yang Mematikan

9 Februari 2019   17:22 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merdeka.com

Apa yang akan Anda lakukan pertama kali selepas bangun pagi? Diperkirakan lebih dari 60% penduduk Indonesia pasti akan mengambil gawai mereka, terbangun karena alarm yang sudah diatur di gawainya hingga untuk mengecek notif media sosial yang mereka tinggal semalaman penuh.

Aktivitas manusia sekarang mustahil rasanya jauh dari teknologi, mulai dari anak-anak hingga kakek nenek kita yang selalu bersentuhan dengan telepon pintar. Ketika kita tersadar telah meninggalkan dompet dan gawai di kamar ketika perjalanan ke kantor, kita pasti memprioritaskan bagaimana caranya agar gawai tersebut tetap berada di samping kita. Mulai dari terbangun dari tidur hingga tidur lagi aktivitas manusia tidak dapat dijauhi oleh teknologi digital.

Pernahkah kita membayangkan justru teknologi yang dibuat dengan tujuan mempermudah keberlangsungan hidup manusia di muka bumi, malah membuat manusia menderita dengan keberadaannya? Sepertinya kita perlu belajar dari negara Estonia agar teknologi beserta kecanggihan didalamnya tidak 'membunuh' masyarakat. 

Estonia pada 2007 silam pernah mengalami serangan cyber yang dituding dilakukan oleh Rusia. Namun, pemerintah Rusia bersikeras tidak terlibat dalam serangan cyber yang berdampak pada matinya sistem internet parlemen, perbankan, kementerian, hingga media massa.

Serangan disebabkan karena kebijakan Estonia dalam hal ini Perdana Menteri Andrus Ansip menginginkan untuk membongkar sebuah monumen tentara Rusia dari Ibukota Estonia, Tallin. Monumen dianggap penting bagi pihak Rusia dan mereka tidak menyetujui pembongkaran yang akan dilakukan. Estonia sendiri merupakan 'bekas' wilayah jajahan Rusia di masa lampau.

Setelah Estonia melakukan investigasi, tuduhan banyak mengarah kepada Rusia sebagai dalang serangan cyber. Komputer pemerintah Rusia di Kremlin diduga kuat sebagai sumber serangan pada beberapa server Estonia.

Dmitri Galushkevic adalah hacker pertama yang dihukum pada awal 2012 karena bertanggungjawab terhadap serangan cyber pada situs-situs Estonia. Dia hanya seorang diri yang ditangkap dan mampu merusak sistem keamanan cyber suatu negara.

Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Estonia dengan segera memperbaiki infrastruktur keamanan cyber negaranya. Pembenahan besar-besaran dilakukan oleh pemerintah Estonia. Sejak 2008, Estonia menjadi Pusat Pertahanan Cyber NATO.

Sebuah negara kecil harus memiliki suatu keunggulan dan spesialiasi agar dapat terus bertahan. Tidak unggul dalam sumber daya alam dan hasil bumi, menyadarkan Estonia betapa pentingnya unggul dalam bidang teknologi dan informasi.

Sekarang, hampir 85% aktivitas pemerintahan Estonia menggunakan internet seperti pemilihan umum melalui internet dan seluruh transportasi umum di Tallin tidak dipungut biaya alias gratis pasca referendum online. Dengan begitu, prioritas Estonia sekarang adalah data-data pribadi warganya.

Pasca serangan cyber di Estonia, banyak negara-negara di dunia mulai menyadari betapa pentingnya kemanan teknologi dan informasi bagi suatu negara terlebih anggota NATO. Fokus mereka sekarang adalah meningkatkan kemanan terutama di sektor listrik negara. Mengapa demikian? Apabila sistem listrik suatu negara terganggu, maka akan berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup warga negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun