Scene dan Preview Teori Belajar dan Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses interaksi belajar pendidik dan peserta didik merupakan usaha terprogram yang terintegrasi dalam proses pendidikan untuk membangun kemampuan diri(kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap). Sebagai usaha terprogram, adalah penting bagi guru (pendidik) untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pembelajaran yang direncanakan dan dikelola melalui pemahaman mengenai konsep atau teori belajar. Guru tidak diarahkan untuk hanya menguasai bahan belajar yang akan disampaikan ke anak didik, namun memahami anak didiknya dapat belajar secara lebih efektif sehingga membantu peserta didik mengalami kegiatan belajar dengan hasil optimal.
Pemahaman mengenai teori yang merupakan prinsip kasar yang menjadi dasar pembentukan sesuatu ilmu pengetahuan, berkait dengan perubahan dan perkembangan berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar, seperti perkembangan IPTEK, perubahan bidang sosial, politik, persebaran teknologi dan sebagainya, sehingga dikenal adanya teori pembelajaran masa lalu, kini dan masa depan.
Berbagai macam teori pembelajaran memiliki persoalan yang utamanya terletak pada hakikat pembelajaran yang dikemukakan dan proses daripada pembentukan teori itu sendiri, sehingga membedakan antara teori yang satu dengan yang lainnya. Beberapa persoalan yang turut memberi pewarnaan pada persebaran teori pembelajaran ialah penggunaan variabel perantara guna pengungkapan sebuah teori, perbedaan paham pada penggunaan sesuatu bahan sebagai variable perantara seperti koneksionis atau kognitif atau tidak, perbedaan pendapat pada hakikat dasar dan inti pembelajaran, cara menganalisis keterlaksanaan teori, penyajian teori, keterkaitan aspek bawaaan, cakupan teori dan kepraktisan (praktik, berpengaruh dan dapat dilaksanakan aplikasinya).
Persoalan dan perdebatan pada penekanan teori melahirkan berbagai macam teori yang terangkum pada teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar sosial, teori belajar kontruktivisme, teori belajar humanisme,dan sebagainya. Teori belajar behaviorisme menekankan pada adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang dapat diamati dan diukur dengan adanya stimulus (rangsangan) yang menghasilkan respon (reaksi).
Berbeda dengan teori behavorisme, teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar dan mengungkapkan bahwa hasil belajar meurpakan suatu perubahan dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat dalam bentuk tingkah laku karena belajar merupakan proses internal dan melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Teori belajar sosial menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan menggunakan pendekatan ‘permodelan’ atau contoh praktik dari seorang pendidik. Sedangkan teori humanisme berpendapat bahwa setiap individu itu mempunyai cara belajar yang berbeda dengan individu yang lain, sehingga strategi dan pendekatan dalam proses pengajaran dan pembelajaran hendaklah dirancang dan disusun mengikut kehendak dan perkembangan emosi individu. Teori konstruktivisme merupakan pemahaman terhadap hasil belajar siswa dengan membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada.
Teori-teori yang berangkat dari laboratorium hendaknya dapat diterapkan pada realita keadaan. Teori yang tidak efektif penggunaannya bukan berarti teori tersebut tidak dapat digunakan sama sekali, namun perlu diterapkan pada kondisi lain yang sesuai, karena pada kesimpulannya teori yang dikemukakan para ahli memiliki kelebihan dan kekurangan dengan dasar perbedaan persoalan yang telah disebutkan sebelumnya. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing teori tergantung pada bagaimana seseorang mempergunakan secara bijak aplikasi daripada teori tersebut dengan sebaik-baiknya, karena teori akan mengarahkan tindakan seseorang kepada hal-hal yang bermanfaat untuk menemukan solusi.
Teori pembelajaran dapat mengalami perkembangan dan perubahan sejalan dengan berkembangnya pengetahuan yang mendasari teori serta berbagai perubahan untuk menangani bukti baru ketika teorema tertentu gagal dikukuhkan oleh eksperimen, sehingga lahirnya berbagai teori baru yang merupakan penyempurnaan teori-teori sebelumnya.
Masing-masing teori pembelajaran menekankan aspek tertentu dalam proses pembelajaran yang masing-masing memiliki fungsi sebagai referensi bagi pendidik khususnya, terhadap pengamatan situasi-situasi pembelajaran dan membantu mengarahkan guna menemukan solusi terhadap problema pembelajaranyang dihadapi. Beberapa perdebatan dan persoalan mengenai perbedaan asumsi dasar teori hendaknya tidak dijadikan problem yang ruwet, tetapi yang terpenting dapat memberikan rumusan baru terhadap pembelajaran. Perkembangan teori pembelajaran dari masa ke masa merupakan hal yang tak dapat dihindari utamanya bagi seorang pendidik. Pemahaman konsep dan penerapan aplikasi teori pada pembelajaran hendaknya dapat dilakukan secara bijak yang akhirnya dapat menerapkan metode yang tepat menuju pembelajaran optimal.