Mohon tunggu...
Alex Martin
Alex Martin Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

bercerita apa adanya, bukan karena ada apanya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menolak Narasi Adu Domba Indrajid Wibisino terhadap SBY dan Kyai Sepuh Jatim

26 Juni 2018   14:54 Diperbarui: 26 Juni 2018   14:57 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah tulisan dangkal oleh Idrajid Wibisino menggambarkan skenarionya untuk mengadu domba antara SBY dengan Kyai NU di Jawa Timur. Seakan-akan ia bagian dari keseluruhan peristiwa tersebut.

Ia dengan serampangan menuding SBY telah berkhianat kepada para Kyai-kyai di Jawa Timur. Bahkan ia juga mengolok-olok trah/keturunan SBY. Sebagai orang Jawa Timur, saya tentunya menolak narasi adu domba tersebut.

Mungkin jika Indrajid bukan seorang sempalan bayaran yang disuruh untuk menjatuhkan SBY, ia mungkin bisa lebih arif. Ia mungkin lebih bisa membuka mata dengan melihat pernyataan tokoh besar NU, Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang mengatakan SBY masih punya jalur kekerabatan dengan dirinya. Jika ia menolak kesaksian Gus Dur tentang garis keturunannya, maka dipertanyakan kenahdiyinannya dan maksud tulisannya yang memecah belah tersebut.

Dalam potongan video yang bisa ditonton dengan bebas di laman YouTube, jelas jika Gus Dur mengatakan bahwa dirinya dengan SBY masih "sedulur". Kekerabatan SBY dan tokoh ulama NU (Gus Dur) tersebut dapat dilihat dari "susur galur" keturunan Ki Ageng Muhammad Besari yang merupakan keturunan Sunan Giri. Artinya, kedua tokoh besar ini sama-sama keturunan "Giri Kedaton" yang mempejuangkan islam di tanah Jawa dan Nusantara.

SBY menurut saya adalah orang yang berhati-hati dalam bertindak maupun bersikap. Karena itulah ciri seorang pemimpin besar Nusantara. Tidak gegabah, terburu-buru, dan tenang dalam mengambil kebijakan.

Dalam tulisan Idrajid yang menuding SBY mempermainkan Kyai NU untuk ambisinya menaikkan AHY menjadi Capres/cawapres tidak dapat dibuktikannya dengan data dan fakta. Indrajid hanya memainkan sisi emosional Pakde Karwo yang telah membuat kontrak politik dengan Kyai NU sebelumnya. Namun, apa yang disampaikannya itu adalah asumsi negatifnya saja, tanpa membuka mata dan telinga.

Berbicara tentang Gus Ipul, sebenarnya SBY telah menawarkan posisi Cagub kepadanya. SBY sangat membuka diri dengan permintaan Kyai NU saat itu. Namun, ambisi Gus Ipul yang "ngebet" jadi Cagub membuat dirinya maju melalui partai politik lain. Dalam hal ini SBY lah yang sebenarnya dikhianati.

Kendati demikian, sebagai keturunan pembesar islam di tanah Jawa, SBY tetap mendorong tokoh Nahdiyin untuk maju dari Demokrat. Artinya, siapapun yang menang, Gus Ipul atau Khofifah, kelompok Nahdiyin tetap jadi penguasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun