Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dokter Filandy Pay: Tiga Kali Memperpanjang Sendiri Masa PTT

4 Agustus 2022   13:34 Diperbarui: 4 Agustus 2022   13:36 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Filandy Pay (Foto: Lex) 

 Tak terbersit dalam benak Filandy Pay (38) untuk bertahan lama di Wamena. Ketika ia ditempatkan sebagai dokter PTT di Puskesmas Wollo, Distrik Wollo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada tahun 2010, ia berpikir hanya menjalankan masa tugasnya selama setahun sesuai kontrak.

"Setelah PTT saya kembali ke kampung atau cari tempat kerja lain," kata Filand.

Begitu selesai masa PTT-nya ia memang segera kembali ke Manado, Sulawesi Utara. Pilihannya adalah melanjutkan studi spesialisasi di Universitas Sam Ratulangi, almamaternya. Tetapi belum lagi ia mengurus studinya, ada surat panggilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya. Mereka ingin Filand kembali ke Wamena. Ia dipersilahkan memilih daerah di dalam kota sebagai tempat berkarya.

Nota dinas memang telah di tangan, namun Filand tahu Puskesmas yang berada di seputaran Wamena maupun di dalam kota sudah punya dokter. "Tidak ada yang memilih kerja di pelosok yang jauh. Semua pingin di dalam kota. Saya bilang sama rekan-rekan sejawat, bahwa saya sudah tahu akan ditempatkan lagi di Wollo," ujarnya. Filand tetap menerima penugasan tersebut.

Wollo berada di luar kota. Sekitar 30 kilometer dari Wamena atau dua jam berkendara ke sana. Dulu belum ada jalan perkerasan. Jalan beraspal habis di dekat Kampung Manda. Ruas jalan Manda-Wollo baru dibuka tahun 2016 lalu. Tetapi meskipun jalan sudah dibuka, jarang ada kendaraan yang berani masuk ke sana.

"Sopir tidak mau ambil resiko karena jalan berlumpur. Kalau mobil slip harus ditarik. Jadi mereka berhenti di tempat yang masih ada aspalnya. Kita jalan kaki sudah buat sampai ke sana. Kalau pake motor bisa sampai Puskesmas, tapi sambil doa supaya tidak rusak di jalan," kata Filand tertawa.

Pengalaman Berharga

Tetapi pengalaman selama setahun di Wollo pada 2010 sangat berharga bagi Filand. Ia belajar banyak hal yang menjadi bekal untuk mengarungi masa-masa tugas selanjutnya di sana, hingga hari ini.

"Tahun pertama itu belum dapat feel-nya sama sekali. Saya sampai berpikir, apa enaknya kerja di tempat terpencil begini, sementara ada banyak tawaran ke kabupaten lain dan akan ditempatkan di kota? Jujur saja penghasilan di kota pasti lebih baik. Pulang dari Puskesmas bisa buka praktik atau jaga klinik," kata Filand.

Pengalaman mengelola Puskesmas seorang diri maupun ketika melakukan kunjungan ke kampung-kampung sangat membekas dalam benaknya. Ia mengurus semuanya sendiri. Dari loket pendaftaran, pemeriksaan, edukasi, lalu melayani obat-obatan.

"Ya, bukan mau membandingkan, tetapi berbeda sekali kondisinya dari Puskesmas  di kota Wamena. Di sini kita betul-betul kekurangan SDM. Sudah saya sampaikan ke dinas soal ini. Mereka juga sudah pasti tahu karena telah berlangsung selama bertahun-tahun. Tapi apa mau dikata kalau tidak ada SDM?" kata dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun