Mohon tunggu...
Alexander Daiva
Alexander Daiva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

🏍️ Motorcycle Enthusiasts 🎬 Director wannabe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Indonesia Pasca Kemerdekaan

4 Oktober 2021   09:54 Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:57 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia jurnalistik di Indonesia sudah berjalan cukup lama di Indonesia, lebih jelasnya dimulai pada masa kependudukan Belanda di Nusantara. Perjalanan dari dunia jurnalistik di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya surat kabar bernama Memories der Nouvelles di tahun 1615. Surat kabar  Memories der Nouvelles ini dibuat oleh Gubernur Jenderal VOC yaitu Jan Pieterzoon Coen. 

Surat kabar ini masih tergolong sangat tradisional dimana surat kabar tersebut masih dibuat dengan tenaga tangan manusia atau tulis tangan hingga pada tahun 1688. Hal tersebut menjadi langkah awal perjalanan dan perkembangan dunia jurnalistik di negara Indonesia. Setelah munculnya surat kabar Memories der Nouvelles dari Jan Pieterzoon Coen yang menjadi pionir dari surat kabar di Indonesia, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai surat kabar di Indonesia.

Berbeda dengan keadaan saat kependudukan Belanda di Indonesia, pada saat masa kependudukan Jepang di Indonesia, dunia jurnalistik di Indonesia mengalami keadaan yang cukup buruk jika dibandingkan dengan sebelumnya pada saat kependudukan Belanda. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gerakan Jepang yang menyatukan semua surat kabar menjadi satu surat kabar. 

Hal ini dilakukan Jepang dengan tujuan untuk membuat Jepang dapat menguasai Indonesia tidak hanya dengan menjajah secara fisik, tetapi juga dengan melancarkan propaganda kepada masyarakat Indonesia. Selain hal tersebut, pada masa kependudukan Jepang ini juga kebebasan pers menjadi sangat terbatas dengan Jepang yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengurus dunia jurnalistik pada saat itu.

Setelah masa kependudukan, masuk kepada masa pasca kemerdekaan. Pada masa inilah surat kabar di Indonesia mulai kembali bermunculan yang banyak memanfaatkan surat kabar ini menjadi sarana masyarakat bersuara guna menyemangati rakyat Indonesia yang pada masa itu sedang berjuang meraih kemerdekaan Indonesia. 

Surat kabar pada masa pasca kemerdekaan ini memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyebaran informasi tentang keadaan Indonesia, juga memiliki peran untuk membakar semangat rakyat Indonesia dalam memperjuangkan bangsa Indonesia, terutama bagi para pejuang yang sedang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Jurnalisme pasca kemerdekaan memiliki perjalanan yang cukup panjang dimana ada kisah naik dan turun. Mulai dari kemunculannya surat kabar pertama oleh Belanda, yang kemudian disusul oleh surat kabar buatan orang dalam negeri hingga merger semua surat kabar menjadi satu pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. 

Naik turunnya kisah perjalanan jurnalistik di Indonesia menjadi kisah unik tersendiri bagi sejarah Indonesia. Meski begitu, terlihat bahwa surat kabar di Indonesia memiliki peran yang cukup penting bagi kehidupan masyarakat di Indonesia dari berbagai bidang seperti sosial, budaya, bahkan politik. Oleh karena peran penting inilah perjalanan jurnalistik Indonesia cukup menarik untuk diulik lebih dalam untuk mengetahui hal-hal lebih lanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun