Mohon tunggu...
Alexandra Melandri Saragih
Alexandra Melandri Saragih Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya peminat konten yang berkaitan dengan hubungan internasional dan itu menjadi cangkupan utama penulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Bridge of Spies: Praktik Diplomasi Pertukaran Dalam Bayang-Bayang Perang dan Konteks Dalam Konflik Kontemporer Timur Tengah

5 Juli 2025   07:00 Diperbarui: 4 Juli 2025   22:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Bridge of Spies (Sumber: Rotten Tomatoes)

Rangkuman Cerita Film

Bridge of Spies salah satu film arahan Steven Spielberg yang mengangkat kisah nyata yang terjadi pada masa Perang Dingin. Cerita film ini berpusat kepada James. B. Donovan, seorang pengacara sipil Amerika Serikat yang diberikan tanggung jawab untuk memberikan bantuan hukum Rudolf Abel, yang dicurigai sebagai mata-mata Uni Soviet. Walaupun Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam kondisi perang Donovan memilih untuk tetap membela Rudolf Abel, meskipun mendapatkan tekanan publik dan pemerintah AS, Donovan mengambil langkah tersebut sebagai bentuk mempertahankan nilai-nilai keadilan demi menjunjung tinggi nilai hukum.

Dalam perspektif lain diceritakan terdapat seorang pilot Amerika, Francis Gary Powers, yang tertangkap oleh Uni Soviet setelah pesawat mata-matanya ditembak jatuh oleh Uni Soviet diatas langit fasilitas industri milik Soviet, hal ini kemudian berlanjut dengan peningkatan ketegangan internasional. Pemerintah AS lantas merespon kejadian ini sebagai peluang untuk melakukan pertukaran antara Abel dan Powers. Pemerintah AS melalui CIA memberikan tugas rahasia untuk melakukan negosiasi langsung dengan Uni Soviet dan otoritas Jerman Timur di Berlin.

Akhirnya, meskipun Donovan bukan seorang diplomat resmi, ia berhasil mengatur pertukaran di Jembatan Glienicke. Kejadian ini menjadi simbol keberhasilan diplomasi di tengah ketegangan global.


Jembatan Glienicke pada saat proses pertukaran tawanan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (Sumber: BBC)
Jembatan Glienicke pada saat proses pertukaran tawanan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (Sumber: BBC)

Relevansi dengan Politik Internasional

Film ini bukan hanya sekedar tontonan tetapi merupakan sebuah karya akademik yang memberikan penggambaran bagaimana dinamika politik internasional klasik dalam hubungan internasional, beberapa poin yang bisa ditangkap dalam film tersebut antara lain:

  • Petukaran tawanan sebagai strategi politik alternatif: Negara menggunakan tahanan sebagai alat tawar-menawar dalam kondisi krisis.

  •  Diplomasi informal: Donovan sebagai aktor sipil menjadi perwakilan negara untuk menjalankan fungsi negosiasi di luar jalur formal, hal ini menunjukkan bahwa negara akan menggunakan berbagai jalur alternatif untuk melindungi kepentingannya terutama disaat kondisi krisis.

  • Ketegangan ideologis dan peran hukum: Meskipun dalam kondisi perang, kedua negara tetap membuka jalur komunikasi, sebuah contoh bagaimana hukum dan diplomas akan tetap berjalan secara beriringan bahkan ditengah konflik.

"The rulesbook's been thrown out. We're in a whole new game now." - James B. Donovan

Kutipan dari Donovan menggambarkan bagaimana hukum dan prosedur resmi seringkali dikalahkan oleh realitas geopolitik, namun bukan berarti prinsip hukum dan moral harus ditinggalkan.


Landasan Hukum Internasional yang Relevan 

Keputusan atau kejadian yang diceritakan dalam film ini bukan tanpa acuan hukum yang jelas, karena ada beberapa instrumen hukum internasional yang bisa dijadikan acuan untuk memperkuat analisis film ini dari sudut hukum, antara lain:

1. Konvensi Wina (1961)

  • Menjelaskan hak dan kekebalan para diplomat dalam menjalankan fungsi diplomatik, termasuk melindungi warga negara dan menjalin komunikasi damai antarnegara.

  • Pasal 3 (1)(b) dan (e) memiliki isi yang sangat relevan, dimana pasal ini menjelaskan tentang fungsi misi diplomatik untuk melindungi kepentingan negara dan warganya di negara penerima.

2. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (1945)

  • Pasal 2 ayat (3): "Semua anggota harus menyelesaikan perselisihan internasional mereka dengan cara damai." Pasal ini mendasari pentingnya negosiasi diplomatik dalam upaya penyelesaian konflik, seperti yang dilakukan Donovan dalam film ini.

3. International Customary Law

  • Meskipun bukan landasan hukum yang tertulis, customary law atau hukum kustom menjadi salah satu dasar hukum yang biasanya dapat diterima oleh khalayak global, seperti praktik pertukaran tahanan antara negara yang telah menjadi bagian dari diplomasi krisis, baik dalam konflik bersenjata maupun saat terjadi ketegangan politik bilateral. 

Refleksi Konteks Kontemporer: Politik di Timur Tengah

Kejadian yang diceritakan oleh Bridge of Spies tidak hanya berlaku pada era Perang Dingin. Timur Tengah yang sampai hari ini telah menghasilkan banyak konflik juga menjadi ladang diplomasi tawanan dan pertukaran strategis:

1. Kasus pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat (2016 & 2023)

Meski diantara keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik sejak Revolusi Iran 1979, Amerika Serikat dan Iran beberapa kali melakukan pertukaran tahanan melalui perantara negara ketiga seperti Swiss, Qatar, dan Oman.

  • Tahun 2016, saat kesepakatan tentang proliferasi nuklir (JCPOA) tercapai, Iran membebaskan 5 tahanan Amerika Serikat sebagai bagian dari negosiasi, sementara Amerika Serikat membebaskan 7 warga Iran.

  • Tahun 2023, pertukaran serupa terjadi lagi, dan dilakukan secara bersamaan dengan perlepasan aset keuangan Iran yang dibekukan.

Proses pelepasan 5 tahanan Amerika Serikat  yang dimediasi oleh Qatar  (Sumber: NewYork Times)
Proses pelepasan 5 tahanan Amerika Serikat  yang dimediasi oleh Qatar  (Sumber: NewYork Times)

2. Kasus Gilad Shalit (Israel-Hamas, 2011)

Israel membebaskan 1.027 tahanan Palestina demi membebaskan satu penulis sekaligus prjurit Israel, Gilad Shalit, yang ditahan oleh Hamas selama lima tahun.

  • Proses ini melibatkan mediasi oleh Mesir dan Jerman

  • Hamas, sebagai aktor non-negara, tidak memiliki status diplomatik formal, tetapi diperlakukan sebagai pihak negosiasi.


Penerimaan Gilad Shalit oleh PM Israel ( Sumber: Alchetron)
Penerimaan Gilad Shalit oleh PM Israel ( Sumber: Alchetron)

3. Negosiasi Rahasia di Konflik Yaman, Suriah, dan Lebanon

Dalam konflik bersenjata di Yaman (antara Houthi dan koalisi Saudi), pertukaran tahanan sering dilakukan melalui bantuan PBB atau ICRC (Palang Merah Internasional). Demikian pula di Suriah dan Lebanon, aktor-aktor non-negara seperti Hizbullah sering terlibat dalam pertukaran jenazah atau sandera.

  • Yaman, 2023: Houthi dan pemerintah Yaman yang dikukung oleh pemerintah Saudi sepakat menukar ratusan tahanan dalam proses panjang yang difasilitasi oleh PBB.

  • Lebanon-Israel: Hizbullah dan Israel beberapa kali bertukar tawanan melalui mediasi Jerman dan PBB

Prorses pertukaran tawanan Houthi (Sumber: Sky News)
Prorses pertukaran tawanan Houthi (Sumber: Sky News)

Dengan begitu dapat dipahami bahwa Bridge of Spies bukan sekadar film dengan genre sejarah, melainkan refleksi nyata bahwa diplomasi, hukum, dan moralitas dapat menjadi alat yang ampuh dalam menghadapi konflik internasional. Dari era Perang Dingin hingga era kontemporer masa kini, pesan yang disampaikan film ini masih sangat relevan: Apapun kondisinya, komunikasi dan negosiasi, akan selalu lebih unggul daripada konflik bersenjata.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun