Mohon tunggu...
Healthy

Leukosit Granuler Vs Leukosit Agranuler

25 November 2017   14:47 Diperbarui: 25 November 2017   15:03 2791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo para pembaca sekalian, pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan kembali untuk membahas topik yang sangat menarik. Topik yang akan penulis bahas berkaitan tentang sesuatu yang tidak asing di telinga kita. Yang akan penulis bahas pada kesempatan kali ini adalah leukosit, tepatnya yang akan penulis bahas siapa yang dapat melakukan diapedesis, leukosit granuler atau leukosit agranuler? Mungkin istilah leukosit granuler dan agranuler sedikit asing untuk para pembaca sekalian. Maka sebelum penulis membahas lebih dalam tentang topik tersebut, ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu tentang istilah-istilah tersebut. Tak lupa juga penulis akan menjelaskan istilah yang sangat penting yaitu diapedesis.

Leukosit atau yang biasa kita sebut sebagai sel darah putih ini adalah sel yang membentuk komponen darah. Fungsinya dari leukosit ini sendiri adalah melawan dari berbagai penyakit atau infeksi yang menyerang tubuh kita yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh (juga bisa disebut juga mempertahankan dari penyakit dengan cara fagositosis). Bila dilihat dari fisiknya sel darah putih atau leukosit ini tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler. Tidak dapat dipungkiri bahwa leukosit juga memiliki sifat-sifat tertentu, diantara lain:

  • Fagositosis
  • Fagositosis adalah kemampuan yang dimiliki sel darah putih untuk memakan atau menelan mikroorganisme, benda asing, dan sel-sel darah merah yang sudah rusak.
  • Bergerak amoeboid
  • Bergerak amoeboid ini sudah sempat disinggung juga diatas. Hal ini memampukan sel ini bergerak seperti dan selayaknya seperti amoeba.
  • Diapedesis
  • Definisi dari diapedesis adalah bagian dari leukosit atau sel darah putih yang melalui dinding kapiler ke situs peradangan.

Sudah sempat dijelaskan tentang apa itu diapedesis di atas, diapedesis ini sendiri adalah kemampuan sel darah putih atau leukosit untuk keluar menembus pori-pori yang ada. Pasti para pembaca sekalian masih bingung tentang apa itu diapedesis, sekarang penulis akan menjelaskan apa itu diapedesis dengan cara menjelaskan cara kerja dari diapedesis ini sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa sel darah putih tidak dapat keluar sendiri dengan melalui diapedesis. 

Maka apakah pembaca tahu bagaimana sel darah putih atau leukosit keluar melalui diapedesis? Sel darah putih atau leukosit keluar akibat adanya sesuatu yang memicu sehingga sel darah putih tersebut keluar. Dilihat dari fungsinya, sel darah putih berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari antigen (antigen adalah ancaman yang berasal dari luar seperti benda asing yang masuk ke tubuh kita yang menyebabkan inflamasi, infeksi, atau sakit). Maka sel tersebut akan keluar ketika tubuh terserang suatu ancaman dari luar.

Contoh yang paling konkrit adalah ketika bagian dari tubuh kita mengalami inflamasi, atau bisa juga ada virus atau mikroorganisme yang masuk dalam tubuh kita. Di bagian itulah akan keluar sel darah putih atau leukosit yang keluar dengan  diapedesis. Saat ada bakteri yang ada di bagian luka pada tubuh kita, maka bakteri itu sendiri mulai menginfeksi bagian yang mengalami peradangan tersebut. 

Jika ada bagian yang mengalami infeksi seperti itu, tubuh tidak tinggal diam, tubuh mengeluarkan respon dengan munculnya makrofag. Makrofag ini dikeluarkan oleh tubuh untuk memfagositosi mikroorganisme tersebut (memakan mikroorganisme tersebut). tidak hanya sampai di situ saja, tapi makrofag mengeluarkan suatu zat kimia yang dapat menstimulasikan CAMs. Z

at kimia yang dikeluarkan makrofag adalah sitokin. Stimulasi tersebut terjadi pada sel endotelium pada pembuluh darah, yang lebih tepatnya berada di kapilernya. Hal itu menyebabkan aktifnya selectin pada dinding endotelium bagian dalam. Selectin sendiri juga memiliki fungsi, funsinya adalah membantu memperlambat leukosit (tepatnya neutrofil) yang sedang lewat, hal itu bertujuan agar leukosit tersebut mengelinding pada sepanjang dinding sel endotelium.

Karena meresponi antigen yang masuk ke dalam tubuh kita yang meyebabkan inflamasi, neutrofil sendiri akan mengaktifkan integrin. Integrin ini adalah suatu respo adhesi, integrin ini aktif pada permukaan yang kemudian akan mengunci AICAM1 dan V CAM1 yang terjadi pada dinding endotelium. Beralih pada bagian yang mengalami infalamas atau peradangan, biasanya tempat yang terjadi inflamasi tersebut akan mengeluarkan zat kimia. 

Zat kimia yang akan dikeluarkan dari tempat terjadinya inflamasi tersebut adalah bradykinin. Bradykinin ini akan menyebabkan vasodilatasi yaitu pelebaran pembuluh darah. Hal itu pun dapat terjadi bukan hanya karena vasodilatasi saja, tapi bisa juga oleh histamin yang dapat dihasilkan oleh basofil. Saat terjadi pelebaran tersebut menjadi kesempatan untuk leukosit atau sel darah putih untuk masuk. Masuknya sel darah putih karena ada kesempatan tersebut membuat neutrofil dapat melakukan diapedesis.  Neutrofil sendiri mengatasi bakteri dan antigen lainnya dengan cara fagositosis atau memakannya.

Pembuktian diatas sudah menunjukan bukti bahwa neutrofil juga bisa melakukan diapedesis, neutrofil sendiri masuk ke dalam leukosit granuler sehingga membuktikan leukosit granuler dapat melakukan diapedesis. Kita bisa melihat bahwa neutrofil sangat istimewa, kenapa? Letak keistimewaan dari neutrofil adalah menjadi leukosit pertama yang keluar untuk melawan dan mempertahankan tubuh kita dari antigen yang menyerang tubuh kita. 

Maka dari penjelasan di atas, neutrofil digunakan untuk melawan antigen sebanyak-banyaknya dalam tubuh kita. Neutrofil digunakan karena perannya yang keluar pertama saat merespon inflamasi atau luka yang terjadi pada tubuh kita ini. Juga ditemukan bahwa monosit yang bermigrasi atau dengan kata lain berpindah, hal ini menunjukan bahwa dia juga memiliki kemampuann diapedesis untuk berpindah ke jaringan lainnya. Pada kali ini penulis ingin lebih menjelaskan lagi masalah jenis-jenis dari sel leukosit atau sel darah merah ini sendiri. Secara garis besar sel ini dibedakan menjadi 2. Perbedaan ini ditinjau dari ada tidaknya granula pada sel tersebut. Hal itu dapat dibedakan menjadi:

  • Leukosit  Granuler:
  • Basofil
  • Basofil ini sendiri adalah leukosit yang memiliki jumlah 1% dari jumlah leukosit. Basofil ini termasuk ke dalam jenis lukosit bergranuler. Dilihat dari fungsinya, fungsi dari basofil dalam tubuh kita adalah sebagai penghasil histamin seperti sel tiang. Tapi bukan hanya itu saja, basofil juga merupakan penghasil anti koagulan yaitu heparin. Heparin sendiri adalah zat yang memiliki fungsu untuk mencegah penggumpalan intravasculler ke arah dalam. Maka hal ini menjadi bukti bahwa  basofil ini juga dapat melakukan diapedesis, hal ini dibuktikan berdasarkan fungsinya yaitu juga mngeluarkan histamin yang berguna untuk meningkatkan aliran darah yang masuk ke dalam jaringan, bukan hanya itu saja tapi juga mengeluarkan heparin yang berguna supaya darah tidak ikut membeku saat melakukan perlawanan.
  • Eosinnofil
  • Eusinofil memiliki kandungan sekitar 1-3% dari jumlah leukosit yang ada. Eusinofil juga masuk dalam leukosit bergranuler. Eusinofil bberperan sebagai. Fagositosis lemah, serta detoksifikasi histamin yang dihasilkan oleh sel tiang ddi dalam tubuh kita.  Hal itu mengakibatkan berhentinya vasodilasasi dinding endotelium yang terjadi akibat histamin. Hal ini menjadi bukti bahwa eosinofil juga dapat melakukan diapedesis.
  • Neutrofil (50-60% dari leukosit)
  • Neutofil memiliki kandungan 60% dari jumlah leukosit yang ada, neutrofil ini juga masuk ke dalam jajaran leukosit yang bergranuler. Neutrofil ini juga memiliki fungsi yaitu fagositosik yang sangat aktif dalam tubuh kita. Jika kita lihat dari penjelasan yang sudah dijelaskan penulis menjadi bukti bahwa neutrofil sendiri dapat melakukan diapedesis. Fungsi dari neutrofil ini hampir sama seperti  eusinofil, tapi mereka memiliki fungsi yanng sedikit berbeda pula. Perbedaan tersebut terletak pada fungsi yang dimiliki oleh eusinofil yaitu bukan hanya memfagositosiskan saja dalam tubuh kita, tapi dia juga berperan dalam mengeluarkan histamin dalam tubuh kita.
  • Leukosit Agranuler:
  • Limfosit
  • Limfosit ini memiliki jumlah 30% dari jumlah leukosit yang ada dalam tubuh kita.  Limfosit ini termasuk ke dalam leukosit agranuler. Limfosit sendiri terbagi menjadi 2 yaitu limfosit B dan limfosit T. Hal itu dibedakan berdasarkan faungsi yang dimiliki oleh mereka berdua. Fungsi dari limfosit B dan limfosit T berbeda, limfosit B memiliki fungsi untuk penghasil antibodi yang berguna untuk melawan antigen yang mencoba untuk menyerang tubuh kita. Sedangkan fungsi dari limfosit T adalah menonaktifkan antigen. Jika dilihat dari fungsinya, maka dapat di sebut bahwa limfosit memiliki kemampuan untuk berdiapedesis juga.
  • Monosit
  • Monosit ini sendiri memiliki jumlah sekitar 3-8% dari leukosit yang ada dalam tubuh kita sekarang. Monosit juga masuk ke dalam jenis leukosit yang agranuler. Fungsi yang dimiliki dari monosit sendiri adalah fagositosis, jika dilihat dari fungsinya yang dapat melakukan diapedesis maka dapat dikatakan bahwa monosit sendiri juga memiliki kemampuan berdiapedesis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun