Mohon tunggu...
Alen Suci Marlina
Alen Suci Marlina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Timur Tengah, Si Cantik dalam Rona Geopolitik

24 November 2020   13:45 Diperbarui: 24 November 2020   15:06 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi geografis di suatu negara selain dapat mendatangkan dampak positif juga seringkali memberikan dampak negatif. Dampak negatif dari kondisi tersebut adalah dapat meningkatkan konflik antar pemerintah dan warga negara yang memiliki lokasi geografis berdekatan. Kali ini kondisi geografis akan dibahas dalam kaitannya dengan kondisi politik, atau biasa disebut geopolitik, khususnya untuk kawasan Timur Tengah.

Secara umum, geopolitik diartikan sebagai analisis interaksi antara, di satu sisi, pengaturan dan perspektif geografis dan, di sisi lain, proses politik. Pengaturan geografis maupun proses politik bersifat dinamis, dan masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain (Cohen, 2003). Geopolitik membahas konsekuensi dari interaksi kedua perspektif tersebut.

Kawasan Timur Tengah sendiri merupakan kawasan yang membentang dari Libya di bagian barat sampai Iran di bagian Timur dan dari Turki di bagian utara sampai dengan Semenanjung Arabia di bagian selatan. Secara geografis, kawasan Timur Tengah memiliki letak yang strategis. Pasca Perang Dunia II, kawasan ini muncul sebagai kekuatan baru sekaligus obyek penting yang diperhitungkan dalam dunia politik. Kawasan Timur Tengah berada di tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa. Selain itu, Timur Tengah juga berbatasan dengan laut dan selat yang strategis dan penting untuk jalur perdagangan, khususnya minyak.

Kombinasi faktor geografis, sumber daya alam, dan aktivitas masyarakat kawasan Timur Tengah akan di bahas sebagai satu kesatuan. Keseluruhan faktor tersebut menjadi hal yang berpengaruh dalam meningkatkan hubungan baik antar negara di kawasan Timur Tengah, sekaligus juga menjadi penyebab ketegangan dan perselisihan antar pemerintah dan masyarakat di dalamnya.

Isu geopolitik yang muncul di kawasan Timur Tengah selalu berkembang dan tidak pernah berhenti. Kondisi tersebut tidak hanya menjadi perhatian di antara negara-negara di kawasan Timur Tengah sendiri, namun juga menarik dunia internasional untuk turut campur tangan dengan alasan untuk memperbaiki kondisi di Timur Tengah. Secara umum terdapat tiga isu besar dalam geopolitik Timur Tengah yang seringkali memberikan dampak negatif, yaitu isu ekonomi, sosial politik, dan ideologi.

Isu pertama yaitu ekonomi, yang terutama disebabkan oleh minyak (Indriana, 2017). Minyak yang merupakan sumber daya alam utama kawasan Timur Tengah yang sangat dibutuhkan dalam era industri seperti saat ini. Kawasan Timur Tengah sendiri menguasai 48,3 persen dari total cadangan minyak dunia. Timur Tengah menjadi tuan rumah lima ladang minyak terbesar di dunia yaitu Ghawar dan Safaniya di Arab Saudi, Burgan di Kuwait, serta Qurna-2 Barat dan Rumaila di Irak (Williams, 2020). Minyak menjadikan kawasan Timur Tengah sebagai kawasan yang kaya. Namun sejalan dengan sisi positif tersebut juga mendatangkan sisi negatif, yaitu memicu timbulnya konflik di antara negara-negara kawasan Timur Tengah. Contoh dari konflik yang terjadi adalah konflik Iran dan Irak karena adanya sumber minyak di perairan Shatt Al-Arab. Irak yang memiliki keterbatasan akses laut menjadi agresif untuk menguasai Shatt Al-Arab, sedangkan Iran juga bersikeras mempertahankan daerah tersebut. Pada tahun 1975, Irak dan Iran menandatangani "Perjanjian Aljiers" yang membelah "Shatt Al-Arab" bagi pelayaran Irak dan Iran, dengan syarat bahwa Iran tidak akan menghasut atau membantu pemberontakan Suku Kurdi di Irak (Indriana, 2017). Namun demikian perjanjian tersebut dicabut secara sepihak oleh Irak karena adanya "Revolusi Islam" di Iran. Hal tersebut menyebabkan Irak dan Iran terlibat perang selama 8 tahun (1980-1988).

Isu kedua adalah sosial politik, yang meliputi pertikaian antar suku di kawasan Timur Tengah, perbatasan, dan intervensi asing. Isu pertikaian antar suku antara lain pertikaian antara Suku Kurdi dengan Suku Turki dan Arab. Isu perbatasan wilayah muncul karena perbatasan merupakan simbol kedaulatan dan kekuasaan suatu negara. Konflik yang ditimbulkan isu perbatasan setidaknya disebabkan tiga hal: (i) peranan kaum imperialism (Ruslin, 2013), contohnya pada tahun 1917 melalui "Balfour Declaration", Inggris memberikan kepada Israel sebuah wilayah di Palestina yang pada akhirnya menimbulkan konflik berkepanjangan hingga saat ini, (ii) sulitnya menentukan perbatasan wilayah daratan karena kondisi alam yang merupakan padang pasir (Ruslin, 2013). Selain itu juga sulit untuk menentukan perbatasan daerah yang dibatasi pantai seperti yang dimiliki Mesir, Libya dan Tunisia. Contoh konflik yang disebabkan faktor perbatasan ini adalah Irak dan Iran dalam memperebutkan Shatt Al-Arab, dan (iii) intervensi asing (Indriana, 2017) yang diyakini muncul karena adanya motif suatu negara untuk mengambil keuntungan dari negara-negara yang sedang berkonflik. Intervensi yang dilakukan asing terhadap Timur Tengah disebabkan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari kekayaan sumber daya alam Timur Tengah.

Isu yang terakhir adalah permasalahan ideologi, yaitu antara Sunni, Syiah, dan Yahudi (Indriana, 2017). Konflik ideologi ini yang muncul sejak abad 20 diakibatkan dua mazhab besar Islam yaitu Sunni yang diwakili oleh Arab Saudi dan Syiah yang diwakili oleh Iran. Masing-masing pihak saling menuduh pihak lain tidak sejalan dengan ajaran yang diyakininya. Selain itu, terdapat pula permasalahan antara Islam, yang dalam hal ini diwakili oleh Palestina dan Yahudi yang diwakili oleh Israel. Israel merasa bahwa bahwa tanah yang ditempati umat Palestina adalah merupakan tanah yang dijanjikan Inggris untuk Israel sehingga mereka berhak untuk menempati. Sedangkan kaum Palestina berpendapat bahwa tanah tersebut merupakan hak mereka sebagai tanah kelahiran dan tempat beraktivitas selama ini.

Dari hal-hal yang diungkapkan diatas dapat disimpulkan bahwa Timur Tengah adalah kawasan yang tidak akan pernah lepas dari berbagai permasalahan yang terkait dengan faktor ekonomi, sosial politik, dan ideologi. Suatu hal yang menjadi ironis adalah bahwa kondisi geografis yang sangat strategis ternyata dapat mendatangkan ketidakkenyamanan politik di kawasan ini sejak dulu. Berbagai kepentingan antar kekuatan dunia (intervensi asing) di Timur Tengah juga terus berlanjut. Kondisi geografis yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai kekuatan politik namun kenyataanya justru menjadi boomerang bagi kawasan ini sendiri. Berbagai konflik yang terjadi tentunya menjadikan negara-negara di kawasan Timur Tengah mewujudkan integrasi wilayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun