Mohon tunggu...
Aldo Latlutur
Aldo Latlutur Mohon Tunggu... Musisi - Penulis

Mahasiswa Pertambangan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pertambangan di Mata Masyarakat Awam

9 November 2019   21:47 Diperbarui: 9 November 2019   22:06 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertambangan atau menambang adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang di lakukan oleh beberapa individu atau kelompok dalam satu ruang lingkup atau suatu wilayah yang mempunyai potensi barang tambang. Pertambangan atau kegiatan menambang ini sendiri sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, mungkin sudah ada sejak beberapa ribu tahun lalu.
Pertambangan di ruang lingkup masyarakat.

Pertambangan memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Hingga sekarang, pertambangan sudah menjadi salah satu jurusan teknik di berbagai universitas di indonesia. Untuk beberapa orang, pertambangan menjadi sebuah sarana dalam mencari nafkah untuk keluarga. Untuk beberapa alasan, pertambangan menjadi momok menakutkan bagi beberapa orang, karena tingkat kecelakaan dalam lahan atau lokasi galian tambang lumayan banyak beberapa tahun terakhir ini.

Kebanyakan kecelakaan di dunia pertambangan terjadi akibat kesalahan korban itu sendiri, orang yang memimpin atau memantau para pekerja, ataupun keterbelakangnya teknologi yang digunakan di dalam area tambang tersebut. Berikut adalah statistik korban kecelakaan dalam dunia pertambangan beberapa tahun terakhir.

Statistik korban kecelakaan di lokasi galian tambang.
 
Dari sebuah situs di internet yang saya temukan (duniatambang.co.id), mereka mengemukakan bahwa pada tahun 2018, statistik korban kecelakaan tambang mencapai 116 orang dengan detail : cidera ringan (47), cidera berat (52), dan mati (17).

  Berikut adalah lokasi kecelakaan di lahan tambang :

Tambang permukaan (20%), tambang bawah tanah (10%), penimbunan (5%), jalan (8%), pengolahan (18%), pelabuhan (13%), kapal isap/kapal keruk (5%), area eksplorasi (4%), area reklamasi (4%), area kantor (4%), area mess (4%), bengkel (3%), dan gudang (20%).

  Jenis kecelakaan di lahan tambang :
Tenggelam (7%), tersengat listrik (3%), terbentur (17%), tertabrak (3%), terpeleset (5%), terjatuh (27%), terjepit (32%), terpotong (2%), tersembur air panas (2%).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan di lahan tambang :

  Faktor pribadi :
Kurang pengetahuan (45%), motivasi keliru (39%), kurang keterampilan (16%).

  Faktor pekerjaan :
Kualitas kepemimpinan dan pengawasan kurang (16%), kuantitas kepemimpinan dan pengawasan kurang (11%), rekayasa kurang (3%), pemeliharaan kurang (4%), material, perkakas dan peralatan kurang (7%), standar kerja kurang (45%), pengadaan kurang (3%), komunikasi dan koordinasi kurang (9%), bahaya pekerjaan belum teridentifikasi dengan baik (2%).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun