Mohon tunggu...
Aldi Gozali
Aldi Gozali Mohon Tunggu... Akuntan - A lifelong learner

A true learner who loves to write about business, economics, and finance. | All the articles here are originally taken from https://aldigozali.com. Visit there for more articles. | Twitter: @aldigozali | Email: aldi.gozali@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Esensi Konflik Israel-Palestina dari Sisi Geopolitik & Ekonomi

19 November 2012   12:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:04 2056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13534740491623146122

[caption id="attachment_210532" align="alignnone" width="300" caption="http://documentarystorm.com"][/caption]

Sedikit melenceng dari konteks pada tulisan-tulisan terdahulu, kali ini saya fokuskan tulisan saya pada peristiwa yang terjadi di daerah konflik, Palestina. Sebagaimana sebuah propaganda bekerja, dalam artikel ini saya pun memiliki hal-hal terselubung untuk disampaikan kepada khalayak. Katanya terselubung, kok disampaikan terang-terangan?

Namun, tidak seperti propaganda pada umumnya, hal-hal yang ingin saya sampaikan tidaklah bersifat offensive melainkan hanya defensive, yakni meluruskan pemahaman yang selama ini berkembang terkait fenomena yang terjadi di Timur Tengah sana, khususnya Palestina dan Israel. Ya! Ini merupakan prinsip dasar dunia perpropagandaan; propaganda harus dilawan dengan propaganda. Sebelum membahas secara detil apa yang sebenarnya terjadi di Palestina dan Israel, ada baiknya saya menyampaikan fakta terkait dua negara tersebut terlebih dahulu.

Sejarah Singkat Berdirinya Negara Israel

Tidak bisa dipungkiri bahwa Israel merupakan negara yang dibalut dengan segudang kontroversi dan konspirasi dalam pendiriannya. Mereka (Israel-red) menduduki tanah sengketa yang mereka rebut dari penduduk aslinya, Palestina.

Awalnya, dunia tidak mengenal kata Israel sebagai nama sebuah negara yang berdaulat1). Sampai suatu saat kaum yahudi bersiasat untuk menduduki tanah yang mereka yakini sebagai tanah leluhur mereka. Aqidah atau keyakinan tersebutlah yang mendorong mereka melakukan segala cara untuk dapat menjadikan Palestina sebagai tempat tinggal mereka.

Termasuk di antara salah satu cara tersebut ialah berkonspirasi dengan sejumlah negara di Eropa dan Amerika. Mereka bermaksud memecah belah kekhilafahan Ustmaniyah yang kala itu menjadi penghalang utama kaum yahudi dalam melancarkan aksinya.

Khilafah Ustmaniyah dengan pemimpinnya Sultan Abdul Hamid merupakan penjaga setia bangsa Palestina. Mereka (para khilafah) berulangkali melakukan perlawanan dan mengusir bangsa-bangsa Eropa yang berusaha merebut kekuasaan di Palestina. Sampai pada akhirnya kaum yahudi dengan sekumpulan gerakan bawah tanah mereka, salah satunya Freemasonry, berhasil menaklukan kejayaan Sultan Abdul Hamid.

Sejak saat itu, pada kisaran tahun 1917, kaum yahudi lainnya mulai berbondong-bondong bermigrasi ke tanah Palestina dan mendirikan tempat tinggal di sana. Kaum yahudi semakin percaya diri setelah Inggris---sebagai negara yang turut membantu menaklukan bani Ustmaniyah pada Perang Dunia I---mengeluarkan mandat terkait eksistensi kaum yahudi pada Konferensi San Remo di tahun 1920.

Pascapendudukan bani Israil di Palestina, masih sering terjadi perselisihan antara penduduk asli Palestina dengan kaum imigran tersebut. Sampai suatu ketika (1947) PBB dengan sewenang-wenang membagi negara tersebut menjadi dua bagian. Resolusi PBB tersebutlah yang menjadi cikal bakal pembentukan negara yahudi yang saat ini dikenal dengan sebutan Israel.

1)Kedaulatan Israel sebagai negara tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari negara-negara di dunia. Beberapa negara khususnya negara yang mayoritas penduduknya beragama islam seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dll, tidak mengakui kedaulatan tersebut.

Motif Geopolitik dan Ekonomi

Perselisihan yang terjadi antara Israel dan Palestina memang tidak secara eksplisit terkait faktor akidah, namun tidak menutup kemungkinan kondisi-kondisi yang saat ini dijadikan kedok suatu saat akan secara jelas mengarah kepada akidah yang akan berujung pada perang agama. Terlepas dari kaitannya dengan akidah, rasanya patut pula kita telusuri motif lain yang ada di balik perselisihan dua negara yang dalam Al-Quran dikatakan akan terus berseteru hingga akhir zaman (hari kiamat) ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun