Presiden Sri Lanka Rajapaksa, Kabur Terpaksa, Kenapa?
Sri Lanka kini menjadi negara bangkrut. Negara tersebut sedang bernegosiasi dengan IMF untuk bisa memberikan utang kepada negara tersebut. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri. Karena terpaksa? Kenapa?
Pemadaman listerik yang berkepanjangan, krisis pangan, krisis energy, gagal bayar utang luar negeri sebesar Rp 754 triliun. Angka inflasi 54,6, krisis kepercayaan dari negara lain telah membuat Sri Lanka  bangkrut.
Gotabaya Rajapaksa sang presiden kabur ke luar negeri. Dia terpaksa melarikan diri karena takut dihukum? Istana presiden diserbu masyarakat. Oposisi bergerak dan ingin menjadi penguasa baru.
Presiden Rajapaksa memang harus memilih. Semula dia ingin mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya. Namun mungkin setelah dipikir-pikir, jika dia mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya, kemungkinan besar dia akan ditangkap. Itukah mungkin yang dihindarinya?
Pelarian dirinya sudah beberapa kali dilakukan. Ingin melarikan diri dengan pesawat biasa, Imigrasi menghambatnya. Ingin lari dari laut menggunakan kapal angkatan laut gagal. Akhirnya dia naik pesawat militer melarikan diri. Sukses melarikan diri. Â Namun bagaimana nasibnya kelak jika penguasa baru telah berkuasa?
Pemilihan presiden Sri Lanka harus segera dilakukan. Negara yang bangkrut, ada kekosongan pemimpin membuat Sri Lanka semakin merana. Kepercayaan dari dunia internasional sudah runtuh. Harus segera dibangun, jika tidak, maka hancurlah negara tersebut. Negosiasi dengan IMF diharapkan bisa memberikan utang baru untuk menyelesaikan masalah kebangkrutan bangsa Sri Lanka.
Presiden Rajapaksa melarikan diri dari negaranya menunjukkan bahwa dia tidak mau mempertanggungjawabkan segala kesalahan dan kekurangannya yang mengakibatkan negaranya bangkrut.
Dia tega meninggalkan negaranya yang sedang kolaps dan merana. Sungguh tidak bertanggungjawab. Dia lebih mementingkan keselamatan dirinya dan keluarganya daripada kepentingan bangsanya. Kepentingan subjektif diri dan keluarganya diatas kepentingan objektif bangsanya. Dinasti Rajapaksa yang telah berkuasa selama dua puluh tahun harus berakhir tragis.
Mungkinkah karena terlalu lama berkuasa membuat Rajapaksa lupa diri membenahi negaranya? Semua bangsa menghadapi masalah akibat Pandemi Covid-19. Namun tidak semua negara bangkrut. Kembali kepada bagaimana pemerintah dan penguasanya mengelola negaranya masing-masing.
Ini patut menjadi pelajaran bagi penguasa dan pemimpin negara dimanapun berada. Jika keadaan negara sudah memburuk dan tidak ada peluang memperbaiki, maka diperlukan kelegawaan untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kepemimpinan negara kepada yang berkompeten.