Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sang Cucu Protes Peraturan Larangan Gawai

28 Mei 2020   22:32 Diperbarui: 30 Mei 2020   13:12 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

"Tapi sekarang kalian sudah libur kan, jadi menggunakan gawai bisa dibatasi," jelas kakek.

"Membatasi berbeda dengan melarang Senin-Jumat kek. Kalau hanya Sabtu-Minggu saja, waktu kami sekolah aturannya begitu juga. Setelah sekolah dari rumah kan bisa menggunakannya Senin-Jumat, kenapa sekarang tidak boleh? Ini membunuh kek," kata cucu.

"Jangan pakai kata membunuh dong," kata kakek.

"Tanpa gawai apa kegiatan kami kek? Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada kakek, kalau kakek sayang sama cucu, tolong perjuangkan pembatalan peraturan larangan penggunaan gawai itu. Sekian dulu ya kek, selamat pagi," kata cucu dan menutup pintu kembali.

Kakek turun dari lantai dua dan mencari anak dan menantunya. Rupanya mereka sedang pergi belanja ke pasar. Kakek duduk di teras rumah sambil menunggu anak dan menantunya pulang dari pasar belanja. Begitu mereka datang, kakek meminta mereka bertiga harus bicara. Setelah dibereskan belanjaan dan mereka mandi, mereka berdiskusi di ruang tamu.

Kakek menunjukkan kertas pesan cucu dan menjelaskan dialog mereka tadi ke anak dan menantunya.

"Mereka sudah keterlaluan pak. Tidak ada pagi, siang, malam, mereka terus memakai gawai. Sudah dilarang, melawan. Peraturan ini perlu untuk mengurangi penggunaan gawai," kata menantunya.

"Saya bisa memahami itu. Hanya kalau melarang sepanjang Senin-Jumat seperti mereka sekolah dulu juga kurang bijak. Lalu apa kegiatan mereka di rumah? Mereka bosan juga," kata kakek.

"Terus kalau peraturannya tidak dicabut, bagaimana pak?" tanya anaknya menimpali.

"Mereka akan mogok makan dan mogok bicara," jawab kakek.

"Lalu apa saran bapak untuk mengatasi ini?" tanya anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun