Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju SMK Siap Kerja, Siap Berwirausaha

11 Desember 2018   12:15 Diperbarui: 11 Desember 2018   12:30 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jumlah Pengangguran di Indonesia berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2018 berjumlah 6,87 juta penduduk atau 5,13% dari 193,5 Juta penduduk usia kerja.  Dari jumlah ini tamatan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menyumbang angka tertinggi sebesar 8,92% atau sekitar 612.804 orang. Ini menarik, karena SMK adalah sekolah yang lulusannya benar-benar disiapkan untuk bisa langsung bekerja. Lalu apa artinya? Kita kesampingkan dulu perihal ketersediaan lapangan pekerjaan. 

Dengan angka ini SMK harus segera berbenah.  Karena, seharusnya lulusan SMK penyumbang pengangguran terkecil atau bahkan harus zero. Sebab tamatan SMK sudah punya keterampilan yang bisa dimanfaatkan untuk bekerja mandiri, bukan hanya harus mencari pekerjaan sesuai kompetensi keahlian yang dimiliki.  Lalu apakah yang harus dilakukan SMK untuk mengurangi angka yang membuat malu tersebut?

Sesuai dengan  Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan, yang disusul dengan nota kesepahaman antarkementerian terkait maka SMK harus segera berbenah dan berlari cepat salah satunya dengan cara menggandeng industri di sekitar sekolah untuk menjalin kerjasama dengan SMK, mulai dari kerjasama pendidikan dan pelatihan serta melakukan rekrutmen tenaga kerja. Karena imbasnya sudah jelas, bagi Usaha Insdustri yang membina minimal 5 SMK akan mendapat reward pengurangan pajak dan  fasilitas lainnya. 

Dengan adanya inpres tersebut Setiap SMK juga memungkinkan untuk membuka kelas industri yang nantinya tamatannya 100% langsung direkrutmen oleh usaha industri yang bekerjasama dengan SMK tersebut. Kemudian di SMK pun kini pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan juga mendapat porsi yang lebih banyak dari sebelumnya hanya 2 jam pelajaran kini menjadi 7 hingga 8 jam pelajaran per minggu, dengan harapan nantinya SMK selain meluluskan tamatan siap kerja juga menghasilkan tamatan siap berwirausaha. 

Untuk mencapai cita-cita SMK Siap Kerja, Siap Berwirausaha tersebut diperlukan keseriusan semua pihak. SMK harus benar-benar dibenahi. Jangan sampai ada lagi SMK yang disibukkan dengan pelajaran teoritis karena ketidaktersediaan sarana prasarana untuk praktik, sebab dengan adanya kerjasama dengan industri maka ketidaktersediaan sarana prasarana praktik dapat menggunakan fasilitas yang ada di industri rekanan serta bisa dilatih langsung oleh orang-orang di industri tersebut. 

Revitalisasi SMK ini jika dilaksanakan betul-betul serius bukan hanya sekedar "mencari proyek" maka penulis yakin lulusan SMK akan menyumbang nol persen pengangguran. Sebab dengan mrekrut langsung tamatan SMK yangsudah mereka bina, maka pihak industri bisa langsung mendapatkan tenaga kerja siap pakai, tanpa perlu lagi ditraining. 

Selain itu, tamatan SMK juga bisa langsung berwirausaha dengan bekal keterampilan yang mereka miliki. Karena beban belajar keterampilan di SMK sangat besar yaitu 70%, dibanding belajar teori yang hanya 30%. 

Karenanya ayo kita viralkan slogan baru : SMK siap kerja, SMK siap berwirausaha! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun