Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis 40 Tahunku Tercinta

8 September 2017   23:35 Diperbarui: 8 September 2017   23:50 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan itu berkerudung biru. Kurus. Berkacamata. Guratan usia yang tak lagi muda jelas terlihat di wajahnya. Kulitnya juga terlihat sudah tidak kencang lagi.  Sudah dua bulan dia bekerja di kantor saya. Pindahan dari kantor pusat. Manager itu jabatannya. Kami memanggilnya Ibu Hamidah. Usianya 42 tahun.  Sembilan tahun lebih tua dari saya. Tebak berapa usia saya!

Ibu Hamidah memanggil saya Adik. Saya segan memanggilnya mbak atau kakak karena selain usia terpaut jauh juga karena pembawaannya yang keibuan dan berwibawa. Saya bekerja sebagai Kepala Divisi Penjualan, hampir setiap hari selalu berinteraksi dengannya. Kami selalu berdiskusi tentang berbagai hal terutama tentu bagaimana produk kami bisa diterima luas di masyarakat dan mendapat keuntungan yang lebih besar. Tapi, kami sering juga pergi makan siang bareng dan bercerita hal-hal ringan misal masalah politik, sosial dan lain sebagainya. 

Ibu Hamidah sering menumpang mobil saya untuk pergi makan siang, kalau tidak bersama kawan-kawan yang lain, kadang hanya berdua saja. Suatu hari Ibu Hamidah meminta saya mengantarkan beliau pulang karena sopirnya tidak bisa menjemput, mobilnya masuk bengkel. 

Diperjalanan Ibu Hamidah bertanya masalah pribadi saya yang tidak saya duga. "Alim, Anak kamu sudah berapa?" Kata Ibu Hamidah. Saya terkejut. Pertanyaan yang biasa sih. Tapi kesan dari dua bulan bergaul beliau ini kesannya cuek dengan masalah pribadi bawahannya.

 "Belum, Bu, Saya masih bujang". Jawab saya tersenyum. 

"Olala...maaf ya. Kalau boleh menebak usia kamu sudah kepala tiga ini kan...kok belum nikah juga?" 

"Belum ketemu jodohnya, Bu..." Jawab saya seperti biasa menjawab pertanyaan sejenis. "Kalo Ibu?" saya memberanikan diri melakukan counter Attack. 

Ibu Hamidah terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Ayo coba kamu tebak?"

"Hmmm...saya kira ibu sudah punya anak tiga, anak tertua paling tidak sudah SMA. Ya kan, Bu?" 

Ibu Hamidah malah tertawa lebar. Saya heran. Tersadar, beliau menutup mulutnya. "Kok, ketawa...Bu" 

"Ah..nggak. Tebakanmu belum tepat. Ohya....ya sudah, itu rumah saya yang berpagar putih. Terimakasih ya, sudah antar. Mampir yuk..?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun