Mohon tunggu...
Albi Abdullah
Albi Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ex Philosophia Claritas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demam Korea, Blackpink, dan Kontra Hegemoni

11 Juli 2020   20:17 Diperbarui: 11 Juli 2020   20:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Globalisasi telah kita rasakan bersama membawa banyak manfaat. Secara umum globalisasi telah mengaburkan bahkan menghilangkan batas-batas wilayah. Dalam artian, pertukaran informasi dan budaya lalu lintas dengan begitu mudahnya. Fenomena tersebut merupakan konsekuensi dari kemajuan sains dan teknologi. Namun, bukan berarti globalisasi hadir dengan sempurna tanpa kecacatan, justru globalisasi memunculkan fenomena lain yang cenderung memberikan dampak negatif.

Fenomena lain yang dihasilkan dari globalisasi tadi disebut westernisasi. Menurut Soerjono Soekanto, pengertian westernisasi adalah suatu proses kehidupan yang mengutamakan industrialisasi dan juga sistem ekonomi kapitalis sehingga kehidupannya meniru atau berusaha sama persis dengan kehidupan masyarakat yang berada di negara Barat. Khususnya di Indonesia telah kita ketahui bersama mulai dari cara berpakaian, produk makanan dan minuman, industri perfilman sampai cara berperilaku dipengaruhi oleh barat.

Suksesnya westernisasi tidak lepas dari suatu proses yang dinamakan hegemoni. Hegemoni merupakan suatu proses pengontrolan kehidupan masyarakat melalui cara kebudayaan. Dalam hal ini, masyarakat tidak sadar bahwasanya mereka sedang berada dalam pengaruh hegemoni, karena hegemoni hadir melalui fasilitas bernama kebudayaan. Secara konkret fasilitas demi menjalankan hegemoni adalah media masa. Promosi dilakukan secara gencar-gencaran demi menyebarluaskan pengaruh budaya barat melalui media masa tadi.

Dunia terus berkembang dan telah berubah. Hegemoni westernisasi mulai menemukan perlawanannya. Kini perlahan demam korea mulai merangsek budaya kita. Beberapa hari terakhir trending YouTube diduduki oleh girlband blackpink asal Korea Selatan. Stasiun tv kita mulai menampilkan serial drama korea, produk makanan tertentu menggunakan aktor asal Korea untuk menjadi bagian dari promosinya. Ini yang saya sebut sebagai kontra hegemoni westernisasi atau perlawanan hegemoni westernisasi.

Pada tahun 2019 lalu blackpink sempat melaksanakan tour di Eropa, tempat yang dikunjunginya antara lain Amsterdam, London, Berlin, Paris, dan Barcelona. Dari fenomena konser tersebut bisa saya katakan sebagai upaya perlawanan hegemoni tadi. Karena merupakan momen yang langka sebuah girlband asal Asia, sebuah benua yang notabene menjadi kawasan hegemoni budaya barat, kini menghasilkan suatu produk seni yang berpotensi melawannya. Memang demam korea belum menghegemoni seperti westernisasi, tetapi berpotensi menjadi lawan sepadan.

Paparan di atas mengenai pertarungan dua kebudayaan sudah sepatutnya dijadikan momen oleh bangsa Indonesia, karena Korea Selatan telah membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang tinggal di benua Asia bisa menunjukan kehebatannya. Jangan sampai negeri ini yang memiliki beragam kebudayaan justru hanya menjadi tempat pertarungan dua kebudayaan besar.

Sekian paparan singkat yang semoga membukakan mata kita agar melihat fenomena demam korea dari sudut pandang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun