Mohon tunggu...
Albertin Dwi Astuti Astuti
Albertin Dwi Astuti Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Produktif mapel Food and Baverage dan Produk Kreatif Kewirausahaan SMK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem Based Learning Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK

2 Desember 2022   10:47 Diperbarui: 2 Desember 2022   11:08 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Presentasi di Depan Kelas/Dok pribadi

"Problem Based Learning Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMK, Mata Pelajaran Produk Kreatif Kewirausahaan"

Model pembelajaran problem based learning (PBL) atau dikenal dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan permasalahan nyata yang ditemui di lingkungan sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Menurut Sudarman (2007) menyatakan bahwa landasan PBL adalah proses kolaborative. Pembelajar akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Dengan PBL diharapkan siswa dapat memecahkan masalah dengan beragam alternatif solusi, serta dapat mengidentifikasi penyebab permasalahan yang ada.

Berpikir kritis merupakan usaha untuk mengumpulkan, menginterpretasi, menganalisis, dan megevaluasi dengan tujuan untuk mengambil kesimpulan yang dapat dipercaya dan valid. Kemampuan seseorang dalam berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Produk kreatif kewirausahaan merupakan salah satu alternative cara yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis seseorang, yang akan bermanfaat bagi kehidupannya di masa mendatang. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pembelajaran produk kreatif kewirausahaan dirancang dengan tepat dan sistematis, sehingga apa yang menjadi tujuannya akan mudah dicapai. Problem Based Learning, suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Problem Based Learning, model yang membawa masalah dari kehidupan nyata,ke dalam produk kreatif kewirausahaan, memberi kesempatan bagi siswa membuat pilihan mengenai apa yang akan dipelajarinya, sehingga pembelajaran menjadi lebih kolaboratif dan pendidikan yang berkualitas pun akan terwujud. Ide-ide dan kemampuan mengeksplore mereka pun akan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritisnya. Artikel ini memaparkan penggunaan problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran produk kreatif kewirausahaan.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, 2008). Ciri-ciri pembelajaran PBL antara lain: (a) pengajuan pertanyaan/masalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (c) penyelidikan autentik, (d) menghasilkan produk dan memamerkannya, dan (e) kolaborasi. Dalam PBL siswa dibebaskan untuk memeroleh isu-isu kunci dari masalah yang mereka hadapi, mendefinisikan kesenjangan pengetahuan mereka dan mengejar pengetahuan yang hilang (Hmelo-Silver & Barrows, 2006). Dengan alasan inilah PBL dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dipengaruhi oleh dorongan intrinsik dan ekstrinsik.

Langkah pembelajaran yang dilaksanakan meliputi;

  • Guru memberikan materi perkuliahan mengenai dasar pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan di SMK, ideal pembelajaran yang dilaksanakan sesuai teori. Hal ini diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
  • Memberikan kesempatan siswa secara berkelompok untuk observasi ke lapangan (SMK yang terdekat dengan kampus ataupun tempat tinggal mereka.
  • Menyusun hasil observasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKM.
  • Dari hasil observasi diperoleh permasalahan-permasalahan yang nyata tentang pelaksanaan pembelajaran PKK di SMK yang dialami oleh guru.
  • Memecahkan masalah yang ditemui secara berkelompok.
  • Berdiskusi, bertukar pengetahuan, bertukar sumber belajar untuk menentukan solusi yang tepat dari permasalahan yang ada.
  • Menarik kesimpulan
  • Evaluasi


Usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi tantangan bagi perguruan tinggi. Idealnya pembelajaran di perguruan tinggi mengembangkan hard skills dan soft skills yang dimiliki oleh setiap siswa. Namun kenyataan selama ini, perkuliahan yang terjadi terkadang masih hanya menguatkan hard skills saja. Hard skills yang dimaksud disini berkaitan dengan penguasaan materi perkuliahan (teori), sedangkan soft skills lebih kearah penguat hard skills. Menurut Wagner (2008) yang termasuk soft skills salah satunya berupa kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis tidak dapat berkembang seiring dengan perkembangan jasmani tiap individu. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah secara kreatif dan berpikir logis sehingga menghasilkan pertimbangan dan keputusan yang tepat (Tinio, 2003). Penerapan problem based learning dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir kritis perlu dikembangkan oleh mahasiswa sebagai upaya mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan permasalahan yang akan ditemui sekarang maupun nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun