Mohon tunggu...
albaihaqi dzakwan
albaihaqi dzakwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester 3 jurusan ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Rasa Empatik di Atas Tempat Duduk Prioritas Kendaraan Umum

23 Januari 2023   18:45 Diperbarui: 23 Januari 2023   18:53 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini sudah banyak angkutan umum yang mulai menempatkan kursi prioritas, seperti: Trans Jakarta dan kereta api (commuter line). Namun, seringkali sebagian orang masih belum sadar, karena memiliki prioritas dan tidak mau memberikan tempat duduk pada kelompok khusus yang dituju. Pada jam-jam sibuk dan ketika jumlah penumpang terlampaui, tidak jarang tempat duduk yang disukai terisi, memaksa masyarakat untuk merelakan tempat duduknya di tempat duduk biasa. Kursi prioritas adalah untuk lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, dan ibu dengan anak kecil. Biasanya kursi yang disukai berada di bagian paling akhir dan memiliki warna yang berbeda dari kursi lainnya serta memiliki stiker sebagai pengingat. Meski demikian, banyak penumpang angkutan umum yang tidak sadar atau bahkan pura-pura tidak tahu ketika melihat ada kelompok prioritas yang membutuhkan kursi tersebut. Fenomena ini biasanya disebabkan oleh jumlah penumpang angkutan umum yang meningkat sementara ketersediaan kursi yang disukai semakin terbatas. Perebutan tempat duduk tidak dapat dihindari, terutama pada jam-jam sibuk, seperti perjalanan ke dan dari tempat kerja yang penuh dengan penumpang.

Tak jarang pula petugas harus menegur terlebih dahulu untuk memberikan tempat duduk kepada kelompok prioritas. Setali tiga uang, dengan kelompok prioritas yang kerap kali harus meminta bantuan kepada petugas agar dimintakan kursi kepada penumpang lain karena tidak ada yang menyilakan duduk. Sebenarnya kursi prioritas tersebut boleh saja digunakan oleh penumpang lain sepanjang tidak ada kelompok prioritas. Namun, apabila ada kelompok yang diprioritaskan masuk ke dalam kendaraan umum, kursi prioritas itu harus diberikan kepada yang berhak. Ketentuan ini pun berlaku di seluruh dunia. Bahkan di Taipei, Taiwan, kursi prioritas seperti disakralkan. Sekalipun bus atau subway penuh sesak ketika jam sibuk, kursi prioritas tetap dibiarkan kosong tak diduduki dan bila ada yang menduduki di luar kelompok prioritas maka siap-siap akan dipelototi oleh para penumpang lainnya.

Sayangnya, kesadaran tersebut masih belum terbangun sepenuhnya di masyarakat kita. Sehingga masih mengandalkan peran atau keterlibatan petugas untuk menegur terlebih dahulu agar memberikan kursi prioritas kepada kelompok yang berhak. Bahkan, aksi rebutan kursi di transportasi umum pun acap kali menuai pertikaian antarpenumpang hingga viral di sosial media. Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit, menyebut masalah mengapa kursi prioritas seringkali disalahgunakan terletak pada degradasi moral dan empati masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun