Ganjar Pranowo kini menjadi tokoh politik paling moncer menuju Pilpres 2024. Dukungan relawan masif. Deklarasi muncul dari berbagai daerah dengan nama bermacam-macam. Tapi awas para relawan. Ganjar Pranowo sekarang sedang jadi target pembunuhan sistematis dan terencana.
Sedang ya, bukan akan. Karena memang proses pembunuhan itu sudah berlangsung.
Prosesnya bukan dimulai dari peristiwa tidak diundangnya Ganjar di acara partainya sendiri pada 30 Mei lalu. Tapi jauh sebelum itu. Asal tahu. Ganjar tidak diundang di acara-acara PDIP Jateng itu sudah beberapa kali. Bahkan sejak sebelum pandemi.
Karena memang Tuan Puteri yang berambisi maju Pilpres 2024, sudah lama resah dengan melejitnya nama Ganjar di berbagai survei. Â Maka disiapkanlah berbagai cara untuk "membunuh" si rambut putih. Membunuh ini maksudnya melakukan berbagai cara agar elektabilitas Ganjar turun drastis. Bahkan habis.
Pembunuhan pertama adalah penciptaan opini di antara kader bahwa ganjar tidak peduli pada PDIP. Tidak pernah membantu acara partai, tidak pernah ikut membangun partai. Ini opini busuk yang sengaja dihembuskan untuk ngompor-ngompori kader agar tidak suka pada Ganjar.
Padahal kalau mau jujur, Ketika dulu Kantor DPD PDIP Jateng, Gedung Marhaenis, akan direnovasi. Ganjar sudah menawarkan pada Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Pacul untuk membantu renovasi. Tapi Pacul terang-terangan menolak.
Ganjar juga secara pribadi ngomong pada Pacul untuk membantu penyelenggaraan beberapa acara partai. Lagi-lagi Pacul menolak.
Karena itulah Ganjar lebih banyak terjun ke DPC, PAC, atau bahkan ke kader secara langsung. Misalnya dengan melakukan bongkar rumah tidak layak huni milik kader. Ganjar membangunkan rumah dengan biaya pribadi.
Meski demikian Ganjar tidak mau koar-koar. Ia tidak cerita-cerita sudah membantu A, B, C. Ia juga tidak ngomong di media.
Tapi diamnya Ganjar ini dimanfaatkan untuk terus menggosok opini bahwa Ganjar tidak pernah membantu partai dan tidak peduli pada kader akar rumput PDIP.
Percobaan pembunuhan kedua sudah dilakukan menjelang Pilgub 2018. Pada rakernas di Bali, ada penggalangan atau mobilisasi DPC-DPC se Jateng untuk menolak Ganjar dicalonkan lagi sebagai gubernur Jateng periode kedua. Tapi upaya ini gagal dan Ganjar tetap mendapat rekomendasi dari ketua umum.