Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perkuat Literasi di Masa Pandemi Agar Terhindar Provokasi

28 Oktober 2020   13:02 Diperbarui: 28 Oktober 2020   13:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: behance.net

Di masa pandemi ini, berbagai informasi apapun terus bermunculan. Tidak hanya hanya berhubungan dengan covid-19, dan ajakan untuk mengedepankan protokol kesehatan, tapi informasi yang sifatnya menyesatkan, hoaks, dan mengandung narasi kebencian pun juga marak ditemukan di media sosial. Keberadaan narasi yang provokatif ini, tentu berpotensi mengganggu masa pandemi ini. Karena masa pandemi diperlukan sebuah kondisi yang tenang, tidak gaduh, dan antar sesama harus tetap saling tolong menolong.

Literasi menjadi kunci di era kemajuan teknologi ini. Terlebih di masa pandemi ini, informasi pembanding sangat diperlukan khususnya terkait penyebaran covid. Karena itulah, informasi mengenai bagaimana hidup sehat, bagaimana menjaga imun, dan bagaimana berinteraksi dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Semuanya itu perlu untuk terus dilakukan agar kita bisa melakukan 'new normal' dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Saat ini satgas covid-19 terus berusaha melakukan sosialisasi dan kampanye soalnya pentingnya menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir. Anjuran ini mungkin dianggap sepele. Namun berdasarkan penelitian, cara inilah yang saat ini dianggap efektif untuk melakukan pencegahan. Berbagai negara pun juga banyak melakukan itu. Namun jika melihat di media sosial, masih saja ada yang menganggap covid ini bagian dari pengalihan isu, konspirasi, dan lain sebagainya. Kebijakan pemerintah terkait covid ini dianggap tidak berpihak, dan segala macamnya. Narasi semacam ini tentu tidak bisa dibiarkan terus, karena bisa berpotensi membuat masyarakat saling caci, saling benci, bahkan bisa melakukan perilaku intoleran.

Untuk itulah, perlu memperkuat literasi agar kita bisa mendapatkan informasi secara utuh. Kita juga harus bisa mencerna, memahami dan berdialektika, agar kita tidak bisa serta merta menelan mentah-mentah informasi tersebut. Hal ini penting dilakukan karena banyak diantara masyarakat yang sering melakukan sharing tanpa saring terlebih dulu. Mereka tidak lagi melakukan filter, sehingga informasi apa saja disebar. Akibatnya, informasi yang membingungkan bahkan menyesatkan, juga bisa dengan mudah tersebar.

Dalam konteks literasi ini juga perlu untuk menyebarkan nilai-nilai kearifan lokal. Agar masyarakat juga ingat bahwa banyak nilai-nilai lokal yang bisa kita jadikan teladan. Boleh belajar tentang ilmu, pandangan, paham atau ideologi dari luar Indonesia sekalipun, tidak masalah. Namun kita juga tidak boleh lupa dengan asal-usul kita.

Satu hal yang perlu kita ingat adalah, masih ada upaya dari kelompok intoleran yang terus menyebarkan propaganda radikalisme. Masih ada upaya dari mereka untuk menyebarkan provokasi, ujaran kebencian yang sebenarnya merupakan bagian dari propaganda radikalisme. Jika kita sudah terbiasa membenci, mencaci dan melakukan perbuatan intoleran, maka dengan mudah pula kita terpapar radikalisme.

Sekali lagi, mari kita bekali diri kita dengan literasi. Bekalilah diri kita dengan informasi yang tepat. Bekali diri kita dengan pemahaman yang tepat. Baik itu pemahaman tentang ilmu pengetahuan ataupun agama. Dan bekali diri dengan pemahaman tentang Indonesia. Agar kita tetap senantiasa menjadi masyarakat Indonesia, yang mengedepankan toleransi dan saling memanusiakan antar sesama. Salam damai.                                                                                        

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun