Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memupuk Kearifan Lokal di Tengah Pandemi Covid

27 Juni 2020   19:42 Diperbarui: 27 Juni 2020   19:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gotong Royong - tangerangkota.go.id

Indonesia saat ini masih memasuk masa pandemi covid-19. Angka kasus terkonfirmasi positif covid-19 terus mengalami peningkatan hingga diatas 50 ribu. Hingga 27 Juni 2020, jumlah kasus positif mencapai 52.812 kasus, dirawat 28.183 kasus, meninggal 2.720 kasus dan sembuh 21.909 kasus. Meski jumlah kasus positif rata-rata saat ini sudah mencapai di atas 1000 kasus, nyatanya jumlah kasus positif masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Disisi lain, pandemi ini juga telah membuat perekonomian kacau. Banyak perusahaan tutup, distribusi barang mandeg, transportasi terganggu, yang berujung pada penurunan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran semakin bertambah, dan negara tidak mungkin terus memberikan subsidi terus menerus. Karena itulah, perlu ada pergerakan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Bisakah kita melakukannya?

Nyatanya, tidak sedikit dari masyarakat yang menyatakan siap dengan kondisi new normal, tapi ada juga yang justru mencacinya karena pemerintah dianggap keterlaluan dan sebagainya. Pada titik inilah, kita sejatinya harus waspada, karena bibit intoleransi dan radikalisme mulai mendompleng keadaan. Tanpa kita sadari, masyarakat telah masuk dan terjebak dalam provokasi yang dimunculkan oleh oknum masyarakat. Provokasi tidak hanya dalam bentuk ujaran kebencian dan hoaks, tapi juga mulai dalam bentuk tindakan.

Sebentar lagi, 1 Juli merupakan peringatan hari Bayangkara, hari ulang tahunnya kepolisian republik Indonesia. Banyak yang menduga, momen ini akan digunakan oleh kelompok radikal untuk membalas dendam ke polisi, yang selama ini terus membatasi ruang gerak mereka. Beberapa waktu lalu, sebuah botol mencurigakan menghebohka masyarakat di fly over Simpang Surabaya Banda Aceh. Setelah dicek, benda misterius tersebut bukan bom meski bentuknya menyerupai bom rakitan.  Beberapa waktu lalu, pria misterius masuk ke Mako Brimob Sulawesi Utara. Pria tersebut memaksa masuk dan meneriakkan takbir. Polisi akhirnya menangkap orang tersebut, dan belum diketahui motif dibalik semuanya itu.

Beberapa waktu lalu, 11 orang berasalk dari Maluku Tengah dan Ambon ditangkap Densus 88, terkait dugaan aksi terorisme. Dalam penangkapan tersebut juga diamankan 3 pucuk senjata rakitan laras panjang dan 2 anak panah. 11 orang yang ditangkap tersebut merupakan anggota dari jamaah anshorut daulah (JAD), sebuah organisasi yang berafiliasi dengan kelompok ISIS. JAD juga telah terbukti seringkali terlibat aksi terorisme di Indonesia.

Jika proyeksi beberapa pengamat benar, tentu ini harus bisa kita jadikan kewaspadaan. Jangan sampai masa pandemi ini belum usai ini, justru akan memicu terjadinya persoalan-persoalan baru. Ingat, pandemi ini tidak akan berhenti hanya dengan mengandalkan dari pemerintah, tapi juga membutuhkan kontribusi dari kita semua. Jumlah kasus positif di Indonesia sudah lebih dari 50 ribu. Mari kita setop semua ini. Jangan lagi kotori pandemi dengan ujaran kebencian atau perilaku intoleran, yang justru bisa memicu terjadinya konflik antar kita sendiri. Mari kita kembali menjadi Indonesia, yang memang mempunyai nilai-nilai kearifan lokal warisan para leluhur kita. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun