Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertekad Menjadi Generasi Pemersatu

14 Oktober 2017   11:47 Diperbarui: 14 Oktober 2017   11:51 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersatu - http://manikraja.or.id

Indonesia adalah negara dengan wilayah yang sangat luas. Masing-masing wilayah mempunyai keanekaragaman suku dan budaya yang berbeda. Keanekaragaman ini bisa berkumpul menjadi satu, dalam wadah negara kesatuan republik Indonesia. Namun keanekaragaman ini juga berpotensi menjadi pemecah belah, jika generasi penerusnya tidak bisa menjadi generasi pemersatu. Itulah kenapa, para pendiri bangsa ini menggali nilai-nilai lokal yang kemudian dirumuskan dalam sila-sila Pancasila. Nilai-nilai itulah yang kemudian menyatukan segala perbedaan itu. Nilai-nilai itulah yang kemudian memunculkan semboyan bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

Menjaga persatuan merupakan hal yang mutlak dilakukan, oleh generasi milenial saat ini. Dan perlu kita tahu, menjaga persatuan ini juga telah dicontohkan para pahlawan, yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan. Kuatnya persatuan para pemuda ketika itu, membuat penjajah melakukan politik adu domba. Meski sempat memecah belah, namun hal itu tidak bisa bertahan lama. Akibatnya, persatuan makin kuat dan terus menyebar ke seluruh wilayah. Begitu juga ketika dr Soetomo berhasil mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Semangat berorganisasi telah menyebar ke seluruh generasi muda. Melalui organisasi ini pula kemudian melahirkan sumpah pemuda. Dan lagi-lagi, hal ini menunjukkan bukti pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Lalu, bagaimaimana dengan generasi milenial saat ini? Generasi saat ini memang berbeda dengan generasi sebelumnya. Perkembangan teknologi informasi, telah mempengaruhi generasi modern ini. Perkembangan gadget juga telah membuat yang jauh kian dekat, tapi juga membuat yang dekat kian jauh. Terkadang ketika berkumpul, semuanya sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Sementara ketika masuk ke dunia maya, seakan-akan sudah mempunyai dunia sendiri. Hal inilah yang kemudian dijadikan peluang oleh kelompok radikal, untuk menyebarluaskan paham radikalisme di dunia maya. Dan ironisnya, hal ini mendapatkan respon dari masyarakat. Akibatnya, sebagian masyarakat kita ada yang memilih berangkat ke Suriah dan Mosul, untuk bergabung ke ISIS. Tapi tidak sedikit yang masih di Indonesia, dan memilih menjadi radikal.

Generasi radikal inilah yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan. Generasi radikal ini pula yang berpotensi menjadi teroris dikemudian hari. Generasi radikal ini pula yang aktif menyebarkan ujaran kebencian di dunia maya. Tentu saja mereka mempunyai tujuan tersendiri. Salah satunya adalah ingin mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi khilafah. Padahal kita tahu, melalui Pancasila inilah persatuan dan kesatuan negeri ini terjaga. Sebaliknya, ideologi khilafah ini masih dipertanyakan keefektifannya. Bahkan, negara-negara Islam sekalipun tidak ada yang mau menerapkan sistem ini. Arab Saudi misalnya, lebih nyaman dengan sistem kerajaan. Sementara di Indonesia, menganut sistem demokrasi, dimana setiap warga negara apapun latar belakangnya mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Dengan adanya ancaman perpecahan dari generasi radikal di dalam negeri ini, harus menjadi kewaspadaan bagi kita semua. Generasi milenial tidak boleh hanya sebatas paham mengenai perkembangan teknologi, tapi juga harus mampu menjadi generasi toleran, yang tidak mudah diprovokasi oleh pengaruh-pengaruh buruk seperti radikalisme dan terorisme. Generasi milenial juga harus mempunyai wawasan kebangsaan, agar semangat nasionalisme tetap terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun