Mohon tunggu...
Akil Wasa
Akil Wasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author - Director - Script Writer

IG : @akilwasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing Belang

11 September 2017   00:00 Diperbarui: 13 September 2017   16:43 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Restu membuka pintu dengan gegabah. Matanya melototi seekor kucing yang duduk santai di teras rumahnya. Kucing itu terlihat biasa saja. Corak tubuhnya belang (putih-hitam), bola matanya hitam seram. Belakangan ini kucing tersebut memang sering nongkrong di teras rumah Restu. Entah darimana asalnya, Restu sendiri pun tidak tahu. Tak lama kemudian kucing itu mengeong lantang. Restu mengucek kuping, lalu garuk-garuk kepala.

"Hey kucing !."

"Aku butuh ketenangan, tolong jangan berisik." ucapnya kesal lalu menutup pintu dengan keras.

Esok paginya. Restu duduk di depan pintu sambil mengikat tali sepatu. Dilihatnya kucing itu masih saja menetap di teras. Kucing itu membalas tatapan Restu dan beberapa kali mengedipkan matanya. Restu acuh, ia pun berdiri dan melakukan pemanasan sebelum jogging. Tiba-tiba kucing itu mendekati Restu dan mengendus-ngendus sepatu Restu, kemudian kembali mengeong.

"Hey cing, kenapa mengeong terus ?."

"Aku bukan tuanmu. Pulanglah, disini juga bukan rumahmu."Restu mengambil langkah dan mulai berlari. Tak lama kemudian kucing itu pun berlari, mengikuti jejak langkah Restu. Dari kejauhan mereka seperti sedang kejar-kejaran. Sesampai di taman, Restu kaget bukan main, ternyata si kucing berada di belakangnya. Ia pun membungkuk, mengelus badan dan kepala si kucing, melihat bagian ekor, mendeteksi jenis kelaminnya.

"Emh, betina !."

Restu menggendongnya. Kucing itu tampak nyaman di pelukan Restu. Lalu, dibawanya kucing itu ke tepian taman, dekat semak-semak di antara beberapa jenis tumbuhan.

"Nah, sekarang carilah jalan pulang, oke !." ujar Restu sambil melepaskannya. Kucing itu menurut dan perlahan-lahan melenggak memasuki semak-semak. Restu senang, ia melanjutkan jogging.

Wajahnya merah dan dipenuhi keringat. Dengan lelahnya Restu balik kerumah. Ketika memegang ganggang pintu, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong. Restu menoleh belakang. "Ah, kau lagi, kau lagi" katanya lalu masuk ke dalam rumah. Sesaat kemudian, Restu keluar sambil menggenggam secuil nasi. Ia letakkan di lantai teras, dekat kucing itu berdiri.

"Nah, cuma ada ini cing, kami keluarga vegetarian." katanya lalu masuk ke dalam rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun