Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Carilah Lingkungan yang Baik

28 Agustus 2022   21:53 Diperbarui: 28 Agustus 2022   22:00 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Suatu hari saya dikirimkan sebuah tulisan berbahasa Arab yang memuat kisah keluarga muslim taat yang terdiri dari suami istri dan tiga anak asal Sudan yang berimigrasi ke Amerika Serikat.

Di awal kehidupan mereka lancar dan baik saja. Hingga suatu ketika putra sulung pasangan tersebut yang berusia 15 tahun jatuh cinta pada kehidupan Amerika yang bebas. Hingga akhirnya sang anak terpengaruh pada gaya hidup Amerika.

Dan karena sebuah masalah antara sang anak dan ayah, polisi dan pengadilan pun turut ikut campur tangan. Lalu akhirnya sang anak dipisahkan dari keluarganya kemudian diadopsi oleh keluarga Amerika dan berganti nama menjadi nama khas barat. Ayah, ibu, dan dua adiknya akhirnya memutuskan untuk kembali ke Sudan demi menyelamatkan masa depan dua anak perempuan yang tersisa).

Dengan membaca kisah yang dituliskan sendiri oleh ibu dari sang anak, saya teringat dengan banyaknya pemuda muslim yang hidup di Amerika mau pun Eropa yang kehidupannya  sama dengan sang anak. Berasal dari keluarga muslim yang taat lalu berubah drastis karena pengaruh negatif kehidupan liar barat. Betul kata sang ibu dalam tulisannya, anaknya telah dimakan oleh kehidupan Amerika sebagaimana banyak pemuda muslim lainnya dengan cara yang sama atau berbeda.

Pasti kalian mengenal Zayn Malik yang berasal dari keluarga muslim Pakistan. Namun melihat sosok Zayn Malik tak ada ubahnya dengan orang barat lainnya. Ada pula Gigi Hadid, Anwar Hadid, dan Bella Hadid bersaudara, anak-anak Muhammad Hadid, pengusaha imigran asal Palestina. 

Ada pula sosok fenomenal di dunia maya, Khabi Lame, seorang pemuda muslim imigran asal Senegal yang tinggal di Italia. Intiplah akun IG-nya lalu kalau saja belum tahu dia muslim dari tulisan sini, mungkin Anda tak akan menyangka dia muslim jika melihat foto-fotonya di sana.

Dari Indonesia misalnya, ada artis muslimah yang berkiprah di Amerika, pacaran bebas dengan cowok barat hingga foto-foto syurnya pernah viral di dunia maya. Masih banyak contoh pemuda-pemudi muslim yang lain baik dari Arab, Afrika, mau pun Indonesia mengalami kondisi yang sama yang tak bisa saya sebutkan semua.

Belum lagi banyak sekali pemain bola yang kehidupan mereka tak bisa lagi dibedakan dengan orang barat lainnya. Tatoan, gaya rambut, minum-minuman keras, hidup bersama pasangan tanpa nikah, dan lain sebagainya.

Kehidupan barat yang tanpa batas, tanpa ikatan, tanpa agama, bisa memasuki siapa saja. Bahkan mereka yang tidak tinggal di Eropa atau Amerika bisa terpengaruh apalagi yang memang sudah tinggal di sana.

Anda mungkin tak akan pernah lepas dari dosa dan maksiat. Namun ketika dosa dan maksiat Anda itu sudah masuk dalam akun sosmed Anda, Anda pertontonkan pada orang banyak, berarti Anda sudah tak tahu malu lagi. Biasanya hal itu terjadi jika sirkel Anda memang tak mengenal rasa malu lagi. Rasa malu yang lahir dari prinsip dan akidah Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun