Bule itu hanya terdiam duduk di atas kursi makannya di restoran hotel, matanya lebih banyak menyaksikan orang lalu lalang mengambil makanan dibanding tangannya menyuap makanan yang hanya roti itu ke mulutnya.
Jika saya boleh menebak isi pikirannya, mungkin si bule berpikir jika orang-orang Indonesia kuat-kuat makan, tapi badannya tetap kecil.
Bule itu tinggi. Sangat tinggi bahkan. Perkiraan saya hampir dua meter tingginya. Wanita Indonesia yang bersamanya hanya seukuran dadanya saja.
Â
Ada semacam anekdot yang mengatakan orang Indonesia hanya berkeringat ketika makan, bukan ketika bekerja. Soal makan, warga Indonesia paling semangat. Soal etos kerja bagaimana? Kita jelas kalah dari bangsa lain. Mengapa menteri Luhut lebih mengutamakan tenaga kerja asal Tiongkok menyerbu Industri pertambangan negeri kita. Tak lain karena etos kerja mereka memang dikenal sangat baik.
Orang Indonesia kuat makan, tapi pendek-pendek. Tak ada yang bisa menyangkal itu. World Population Review (sumber: Kumparan.com) mengungkapkan hasil penelitian mereka bahwa negara dengan warganya yang memiliki tubuh terpendek di dunia adalah Indonesia. Rata-rata tubuh warga kita adalah 157.98 sentimeter. Bandingkan dengan tinggi rata-rata laki-laki negara Jiran, Singapura yaitu 171 cm.
Ternyata banyak faktor yang bisa menunjang pertumbuhan fisik. Di antaranya adalah faktor genetik, lingkungan, dan nutrisi saat kecil. Masalahnya adalah Indonesia lagi-lagi masuk dalam negara  dengan angka stunting tertinggi di dunia, hanya Laos satu-satunya yang lebih tinggi.
Nutrisinya baru diperbaiki saat setelah mapan di usia 25 tahun ke atas tapi lucunya tidak dibarengi dengan olahraga. Jadinya malah tumbuh ke samping, bukan tumbuh ke atas. Tapi untungnya sekarang wanita lebih suka yang perut buncit. Sebab yang perutnya sixpack, pacarnya ganteng. Hehehe..becanda...
Urusan stunting ini, pemerintah kita berupaya keras, bahkan sudah masuk dalam agenda utama pemerintah dalam mencegah stunting yang bisa menyebabkan kekerdilan ini.
Di tahun 2021 anggaran yang diperuntukkan bagi penurunan angka stunting tersebut mengalami peningkatan menjadi Rp86,2 triliun. Kenaikan anggaran tersebut merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk menekan angka stunting di 2024 mendatang.
Masalah gizi buruk sebagai penyebab utama tubuh pendek, itu soal pilihan. Kita bisa menghindarinya. Namun bagaimana dengan faktor genetik? Ini yang agak sulit untuk dihindari. jika bapak atau kakek tinggi, peluang memiliki tubuh tinggi pun juga sangat besar.
Namun jika sebaliknya, banyak berdoa, makan bergizi, dan banyak olahraga saja kalau begitu. Meski begitu, Anda yang pendek bukan selalu berarti Anda menderita gizi buruk saat kecil dulu. Penyebab lain di atas mungkin perlu ada jadikan alasan biar tidak menyesali orang tua.
Tapi selama kerja kita tak butuh fisik dan postur tinggi, tak ada masalah sebenarnya. Toh, Abdul dan Daus Mini bisa punya istri yang cantik-cantik. Asal punya duit saja.