Mohon tunggu...
Faridatus Sae
Faridatus Sae Mohon Tunggu... Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

Literasi Islam Kaffah

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pemuda: Korban Krisis Tenaga Kerja Global, Kapitalisme Gagal Mewujudkan Kesejahteraan

11 September 2025   07:15 Diperbarui: 11 September 2025   07:15 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pemuda: Korban Krisis Tenaga Kerja Global, Kapitalisme Gagal Mewujudkan Kesejahteraan.
Penulis: Faridatus Sae, S. Sosio
Aktivis Dakwah Kampus

Gelombang pengangguran tengah menghantam berbagai belahan dunia. Dari Eropa, Afrika, hingga Asia, terjadi lonjakan signifikan yang menggarisbawahi rapuhnya pemulihan ekonomi global. Inflasi tinggi, perlambatan investasi, hingga krisis politik menjadi kombinasi yang menekan pasar tenaga kerja. (Cnbcindonesia.com, 05/09/2025)

Krisis tenaga kerja global mengalami kenaikan angka pengangguran. Bahkan, muncul fenomena pura-pura kerja dan kerja tanpa digaji, semata demi dianggap kerja. Di Indonesia, meski secara nasional angka pengangguran turun, generasi muda mendominasi pengangguran. Separuh pengangguran adalah anak muda.

Dalam laman (Cnbcindonesia.com, 05/09/2025), angka pengangguran di Indonesia melandai menjadi 4,76% pada Februari 2025 . Jumlah pengangguran juga turun ke 7,28 juta orang. Namun, masalah struktural masih ada yakni besarnya tingkat pengangguran pemuda (15-24 tahun) yang mencapai 16,16% atau 3,6 juta orang. Artinya, pengangguran muda menyumbang hampir separuh dari total pengangguran nasional.

Data menunjukkan "tsunami pengangguran" global lebih terasa di negara-negara maju dan berkembang besar. Eropa menghadapi kombinasi perlambatan industri, inflasi, dan krisis politik. Afrika Selatan terjebak dalam tantangan struktural kronis. Asia, terutama China dan Indonesia, menyoroti masalah besar di generasi muda yang kesulitan masuk pasar kerja.

Krisis tenaga kerja global ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi yang mendominasi dunia, yaitu kapitalisme, gagal menyediakan lapangan kerja bagi rakyat dunia. Sistem kehidupan kapitalisme gagal mewujudkan kesejahteraan rakyat seluruh dunia.

Tingginya angka pengangguran disebabkan konsentrasi kekayaan dunia. Di Indonesia, ketimpangan kekayaan juga nyata. Kekayaan hanya dirasakan segelintir orang saja. Sehingga, yang memiliki kekayaan itulah yang bisa hidup dalam kenyamanan, ketenangan, kedamaian, dan segala kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Sedangkan rakyat biasa harus banting tulang mencari remah-remah kekayaan yang sudah di buang oleh para kapital pemilik modal, tetapi rakyat mengaisnya sebagai sumber penghidupan. Sedangkan negara lepas tangan dari tugasnya menjamin kesejahteraan rakyat dan menyediakan lapangan kerja bagi rakyat. Maka, selama sistem kapitalisme masih mendominasi dunia, termasuk Indonesia, pengangguran senantiasa menjadi masalah utama.

Sehingga, untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan pemuda tidak lagi menjadi korban krisis tenaga kerja global. Maka, harus kembali pada aturan Pencipta dunia, manusia, alam semesta dan segalanya yaitu Allah SWT. Allah sudah memberikan seperangkat aturan kompleks untuk manusia menjalani kehidupan di dunia. Aturan yang mengatur manusia dari bangun tidur hingga bangun negara. Termasuk aturan atau solusi bagaimana menyelesaikan persoalan dunia yang terjadi akibat penerapan sistem sekuler kapitalis hari ini. Tidak ada jalan lain yang mampu menyelesaikan persoalan dunia hari dengan tuntas kecuali dengan kembali pada aturan Islam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun