Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Sapon Subuh bareng Mas Oji

11 Agustus 2020   15:20 Diperbarui: 11 Agustus 2020   17:07 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersih berseri (Dokpri)

Kebiasaan sapon subuh sudah dijalani Mas Mantri (penulis) lebih dari lima tahun. Setiap pulkam dari Jakarta, saban Sabtu atau minggu pagi Mas Mantri menyapu halaman, jalan gang sepanjang sekitar 400 meter. Orang sekitar rumah sudah tahu kebiasaan Mas Mantri nyapu jalanan.

Selasa (11/8), tadi pagi selepas subuh  Mas Mantri  sudah ambil sapu lidi. Sebelum sapon subuh,  Mas Mantri menyiram paving blok latar dan sebagian lorong  jalan yang berdebu di musim kemarau.

Setelah sebagian terguyur  air, dalam sekejap halaman rumah dan jalanan  basah. Mas Mantri segera menggerakkan lidi bersatu diawali dari latar atas, lalu  ke kanan ke lorong gang hingga jalan raya  aspal. Kemudian  ke kiri hingga depan Mushola Al Ikhlas, terakhir ke gang sempit depan Kang Muhar dan Kang Nono.

Baliho Mas Oji-Zaini (dokgrup)
Baliho Mas Oji-Zaini (dokgrup)
Kebiasaan sapon subuh sudah turun temurun didaerah kami sejak ibu dan nenek dulu. Namun Mas Mantri menjadi satu pewaris ketika kebiasaan  sapon subuh dalam  perkembangan jaman,  habitat ini terhenti

Motivasi Mas Mantri  membangkitkan sapon subuh menyapu jalan  mewarisi kebiasaan baik Pak Arjo-Suyit,  almarhum yang dikenang masyarakat di lingkungan kami sebagai tukang sapu jalan. Kenangan warga kepada almarhum bagus.

Sapon subuh kali ini berbeda dengan  sebelumnya ketika masih aktif sebagai kawula negara, sapon subuh dilakukan setiap  Sabtu atau minggu pagi. Kali ini, baru hari  Selasa Mas Mantri sudah bisa  sapon subuh.

Dalam sapon subuh selasa pagi Mas Mantri ditemani Mas Oji, calon Bupati Purbalingga putra ragil Romo Kyai MA. Djuweni, asli Pekiringan, Karang Moncol.  Mas Oji tidak hadir secara fisik, ia hadir  di hati dan HP yang ditaruh dalam saku celana sepanjang sapon subuh.

Lagu Mas Oji ciptaan Sigit Blewuk, Mas Mantri simpan di HP. Hampir saban hari saya coba putar dan bagikan ke teman, baik kawan maupun lawan.

Pada Selasa pagi  lagi Mas Oji Dadi Bupati diputar-diputar  otomatis berulang-ulang, hingga berpapasan dengan warga, kakak, mbayu yang lewat dengan lagu "Mas Oji Dadi Bupati" , mereka senyum-senyum dan ada yang menyebut "Dadi Bupati,,,,,Dadi Bupati" ikut nyanyi dan joged.

Mas Oji..Mas Oji..wis wayahe dadi bupati.
Mas Oji...Mas Oji..Insya Allah dadi bupati

Pejalan kaki yang lewat berpapasan sejenak berhenti..Lalu bertanya. " Sregep temen Pak Kaji," lalu bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun