Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Sosok

"Politik Dinasti Bupati Purbalingga" Akankah Berlanjut?

5 Agustus 2020   21:57 Diperbarui: 6 Agustus 2020   08:18 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho Tiwi-Dono (Dokpri)

Pada Pilkada serentak 2020, Kabupaten Purbalingga akan memilih Bupati dan Wakil Bupati. Sejauh ini sudah ada dua pasang calon bupati. Calon Pertama Dyah Hayuning Pratiwi disapa Tiwi. Beliau putri Bupati Purbalingga, Pak Triyono Budi Sasongko yang pernah menjabat Bupati Purbalingga dua periode tahun 2000-2005 dan 2005-2010.

Tiwi usianya masih muda, kelahiran 11 April 1987, dalam usia 28 tahun pada 2015 silam ia sudah dinobatkan sebagai wakil bupati berpasangan dengan Tasdi yang memenangi Pilkada 2015. Nama Tasdi yang meroket kala itu bisa membawa Tiwi menjadi Purbalingga Dua alias wakil bupati.

Naas bagi Tasdi, kinerjanya yang moncer tersandung KPK, ia ditangkap dalam OTT pada 2018. Secara otomatis, Bu Tiwi naik menjadi Bupati Purbalingga sejak 6 Juni 2018 hingga saat ini.

Tiwi sebagai Bupati Purbalingga, ia menjadi penerus Dinasti Politik Purbalingga dari Pak Triyono Budi Sasongko.

Pada Pilkada serentak Tiwi akan maju lagi sebagai petahana. Bu Tiwi berpasangan dengan Pak Sudono dari Golkar. Pasangan Tiwi-Dono diusung PDIP, Golkar dan PAN.

Keberhasilan Tiwi menjadi Bupati Purbalingga saat ini dan bila nanti menang, berarti pula ia mewarisi trah kepemimpinan ayahnya, Pak Triono Budi Sasongko di Purbalingga. Ia menjadi penerus dan akan melanggengkan politik Dinasti Bupati Purbalingga pada periode berikutnya.

Lawan Sepadan Kans Berat

Baliho Oji-Zaini (dokpr)
Baliho Oji-Zaini (dokpr)
Cita-cita dan angan-angan Tiwi melanjutkan dinasti politik menjadi Bupati Purbalingga pada Pilkada 2020 tidak mudah, tidak mulus dan perlu kerja kerja keras. Kans-nya berat, tak semudah ketika berpasangan dengan Tasdi dengan elektabilitas tinggi waktu itu.

Pada Pilkada 2015, pasangan Tasdi-Tiwi hampir melawan bumbung kosong, rumornya, untuk menghindari bumbung kosong ada pasangan jadi-jadian Sugeng-Sucipto yang mau  sebagai lawan dalam  perebutan kekuasaan merebut jabatan Bupati Purbalingga. Tasdi-Tiwi dinyatakan menang.

Berbeda dengan lima tahun silam, tugas Tiwi memenangi Pilkada 2020 ini super berat. Pasalnya selepas dari Tasdi, ia bekerja sendirian. Sebagai bupati, ia juga ingin maju dalam Pilkada 2020 untuk meneruskan dinasti politik Purbalingga. Ia harus pandai membagi waktu kapan tugas dan kapan untuk urusan Pilkada.

Dalam dua tugas berat yang melelahkan ini Tiwi harus cerdas menyiapkan strategi membangun relasi, baik dengan Parpol pengusung, jajaran birokrasi, dan masyarakat agar suara pemilih pada  Pilkada 2015 tidak beralih kepada suara pesaingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun