Mohon tunggu...
akhmad rohendi
akhmad rohendi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Sedang Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Individualisme pada Struktural Fungsional

19 Agustus 2022   17:49 Diperbarui: 19 Agustus 2022   17:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Individualisme pada structural fungsional

Konotasi individualism selalu berasumsi buruk bagi masyarakat Indonesia. Padahal banyak hal dalam hidup yang bisa di ambil hikmahnya dari prilaku individualis. Pada aspek pekerjaan misalnya, individualis dapat menjadi senjata produktivitas dalam dunia kerja, bagaimana tidak, kemampuan seseorang dalam mengerjakan hal pada satu waktu dapat memberikan hasil yang jauh lbih baik dari pada mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Artinya adalah bekerja sendiri sesuai dengan bidangnya masing -- masing akan jauh lebih efektif untuk pencapaian suatu tujuan, sebagai contoh setiap pekerja dalam perusahaan bertanggung jawab dan berkerja secara mandiri sesuai dengan bidangnya maka secara otomatis setiap bidang akan dapat selesai dengan sendirinya.

Saya akan sedikit menggambarkan tipikal pekerja di Indonesia yang notabennya masyarakat bergotong royong. Salah pemahaman dalam prspsi ini adalah dimana mereka yang berkerja atau katakanlah dalam organisasi tidak brtanggung jawab bidangnya secara penuh namun mereka terlalu sibuk berkomentar dan mengurusi bidang orang lain. hal tersebut selalu di sangkutkan pada budaya gotong royong saling mmbantu teman, namun kita selalu lupa akan tanggung jawab diri sendiri dan tidak memaksimalkan tanggung jawab kita sendiri. Penggambaran konsep gotong royong seperti ini sangat kompleks dan dapat masuk pada semua bidang.

Selalu mngutamakan pihak lain menjadi sebuah konsep kerjasama atau gotong royong, namun pada hakekatnya kita luput akan tanggung jawab diri sendiri yang sehingga tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Budaya seperti ini pada dasarnya sangat berbahaya apabila dilihat pada konsep structural fungsional bahwa suatu sistem harus berada pada system yang benar, apabila terdapat penggandaan atau penempatan yang tidak tepat maka akan hancur system tersebut. Inilah yang sebenarnya bisa kita lihat pada budaya kerja Jepang misalnya, bahwa mereka berprilaku secara individual namun apa yang mreka kerjakan akan selesai dan tidak mempedulikan selain diluar pekerjaanya, hal tersebut yang dimaksud system harus berjalan sesuai dengan jalannya. Pada konsep gotong royong kita sebenarnya menghancurkan tanggung jawab itu sendiri, kita tidak bekerja pada jalur kita masing -- masing dan lebih memilih bersandar pada oranglain sebagai jalan untuk perlindungan atau lebih terlihat bertanggung jawab.

Saya menulis catatan ini berdasarkan sudut pandang saya sendiri, banyak kesalahan dan kekurangan. Terlepas dari benar atau tidaknya silahkan teman -- teman bisa memahami sendiri dan mencari pengetahuan lebih dalam. Ini hanya catatan singkat berdasarkan pngalaman dan pengetahuan penulis. Terimakasih telah membaca tulisan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun