Mohon tunggu...
Akhmad Izul Akmal
Akhmad Izul Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka untuk mengikuti berita terkini

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemberian Subsidi Listrik: Dampaknya Terhadap Konsumsi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

13 Februari 2025   00:01 Diperbarui: 13 Februari 2025   00:34 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

PENDAHULUAN
Sektor energi, khususnya listrik, memegang peranan krusial dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara di era modern saat ini. Akses listrik yang mudah didapatkan dan terjangkau tidak hanya mendukung aktivitas rumah tangga, tetapi juga mendorong produktivitas sektor industri, perdagangan, dan jasa. Di Indonesia, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan fiskal untuk memastikan keterjangkauan harga listrik bagi masyarakat, salah satunya melalui pemberian subsidi listrik.

Pada awal tahun 2025 tepatnya untuk bulan Januari dan Februari, pemerintah memberikan stimulus ekonomi berupa diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA. Kebijakan ini merupakan respons terhadap kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% untuk seluruh Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) yang tergolong barang mewah yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025.

Subsidi listrik dalam bentuk diskon tarif ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dengan mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan energi. Dengan demikian, masyarakat dapat mengalokasikan dana lebih mereka untuk memenuhi kebutuhan lain, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan konsumsi domestik. Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat menjaga stabilitas harga barang dan jasa, mengingat listrik merupakan komponen penting dalam struktur biaya produksi berbagai sektor usaha.

Opini ini bertujuan untuk menganalisis dampak subsidi listrik terhadap konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan fokus pada implementasi kebijakan diskon tarif listrik pada bulan Januari-Februari 2025. Pembahasan ini akan berfokus mengenai bagaimana subsidi listrik memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia dan seberapa besar dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

ISI
Subsidi listrik adalah salah satu bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat atau sektor tertentu untuk menurunkan biaya pembelian listrik. Tujuan utama dari subsidi ini adalah menjaga stabilitas harga, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendorong aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Lebih lanjut, pemberian subsidi listrik untuk awal tahun 2025 adalah dampak dari kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dalam konteks ekonomi makro, subsidi listrik dapat dilihat sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang digunakan pemerintah untuk memengaruhi perilaku konsumsi masyarakat dan mencapai tujuan-tujuan ekonomi tertentu.

Di Indonesia, mekanisme penyaluran subsidi listrik dilakukan melalui PT PLN (Persero). Selain menyasar kepada sektor rumah tangga, pemberian subsidi ini juga diberikan kepada sektor sosial, industri, pemerintahan, dan lainnya. Berikut adalah rincian atas pemberian subsidi, untuk sektor sosial sebesar Rp12,2 triliun pada 2,13 juta pelanggan, sebesar Rp9,4 triliun pada 4,29 juta untuk pelanggan pada sektor bisnis. Lalu, sebesar Rp5,9 triliun untuk 0,24 juta pelanggan sektor industri dan pada sektor pemerintahan dan lainnya sebesar Rp1,6 triliun sebanyak 0,20 juta pelanggan. Serta yang paling banyak disalurkan adalah untuk 35,22 juta pelanggan rumah tangga dengan nilai subsidi Rp53,96 triliun.

Subsidi listrik memiliki peran penting dalam memengaruhi pola konsumsi rumah tangga di Indonesia. Dengan adanya subsidi listrik, biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk kebutuhan listrik menjadi lebih rendah, sehingga meningkatkan daya beli mereka terhadap listrik itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiartiningsih (2020) menunjukkan bahwa subsidi listrik berhubungan positif terhadap konsumsi rumah tangga di Indonesia. Hal ini sejalan dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa penurunan harga barang atau jasa esensial karena adanya pemberian subsidi, seperti listrik, akan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut.

Selain itu, dengan pengeluaran untuk listrik yang lebih rendah, rumah tangga memiliki sisa pendapatan yang dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti konsumsi barang dan jasa lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan rumah tangga, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain dalam perekonomian. Salah satu sektor yang sangat menerima banyak manfaatnya adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, dan subsidi listrik memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan usaha mereka. Banyak UMKM, seperti toko kelontong, warung makan, serta usaha kerajinan tangan, menggunakan peralatan listrik dalam kegiatan operasional mereka. Jika biaya listrik yang mereka gunakan lebih rendah daripada biaya operasional biasanya, maka UMKM dapat meningkatkan produktivitas dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang lainnya, seperti untuk pengembangan usaha, ekspansi produk atau pemasaran digital atau bahkan dapat digunakan untuk kebutuhan pribadi hingga untuk menabung.

Selain berdampak pada konsumsi rumah tangga dan dunia usaha, subsidi listrik juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berikut adalah beberapa aspek penting dari dampak subsidi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun