"Progarm nasional Makanan Bergizi Gratis untuk meningkatkan gizi untuk anak-anak sekolah merupakan tujuan yang mulia, namun yang terjadi justru kini marak yang keracunan makanan yang berakibat cukup fatal"
Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penyelenggara program Makanan Bergizi Gratis (MBG) harus mengevaluasi ulang secara komprehensif, mengingat munculnya berbagai persoalan yang terjadi di lapangan, bahkan sampai terjadi keracunan makanan.Â
Sistem dan standarisasi dari MBG itu sendiri harus memiliki acuan yang jelas, serta kemampuan pengelolaan MBG bagi penerima manfaat.Â
Problemnya disini bahwa penerima manfaat dari program yang di canangkan oleh presiden Prabowo Subianto tersebut, adalah anak-anak sekolah mulai dari tingkat yang paling kecil, yakni Taman kanak-kanak (TK) sampai dengan anak Sekolah Menengah atas (SMA).Â
Tentu penerima manfaat MBG dari berbagai tingkatan tersebut memiliki pola makanan yang berbeda.Â
Sementara itu di lapangan sendiri, masih butuh pembenahan yang memlnyeluruh, mulai dari dapur umum tempat untuk memasak yang harus benar-benar steril, kemudian bahan baku yang pada gilirannya akan menjadi masakan juga harus berkualitas, dan masih cukup banyak kebutuhan lainnya yang secara tekhnis terkelola dengan baik.Â
Program tersebut memang bertujuan sangat mulia, namun tanpa di topang oleh perencanaan dan tindakan yang matang, maka terbukti hari ini, banyak memiliki problem.Â
Badan Gizi Nasional harus mengevaluasi secara Menyeluruh untuk mengantisipasi terjadinya keracunan makanan
BGN tentu saja sudah memiliki standarisasi terkait dengan Makanan Bergizi Gratis untuk anak-anak sekolah.Â
Problem yang harus di evaluasi menyeluruh yakni pelaksana di lapangan yang bersentuhan langsung dengan penerima manfaat.Â