Mohon tunggu...
Akhbar Rafi Damudra
Akhbar Rafi Damudra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mencoba menjadi lebih baik

Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 terhadap Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia

23 April 2021   20:00 Diperbarui: 23 April 2021   20:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat mendorong serta memperlancar proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, pertumbuhan ekonomi sendiri ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka waktu yang panjang.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu negara. Adanya pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pembangunan berkelanjutan serta kemajuan pada tiap daerah yang telah dialokasikan (dana telah diterima dari Pemerintah Pusat). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, salah satunya tenaga kerja. Pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk dapat dikatakan sebagai faktor positif yang akan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya akan menjadi jauh lebih besar pula. Namun, pertumbuhan tenaga kerja juga dapat memberikan dampak negatif. 

Hal ini akan terjadi apabila sistem perekonomian daerah tersebut tidak mampu menyerap (secara produktif) peningkatan jumlah tenaga kerja. Contoh, di era pandemi saat ini, sistem perekonomian Indonesia belum mampu menyerap secara produktif tenaga kerja dikarenakan banyaknya perusahaan dan pabrik yang menghentikan produksi untuk sementara guna mengurangi angka penularan dan penyebaran virus Covid-19. Sehingga ada banyak calon tenaga kerja yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan serta tenaga kerja tetap yang berhenti untuk sementara waktu (lebih tepatnya hingga batas yang tak bisa ditentukan). 

Dengan hadirnya pandemi Covid-19 ini, dapat mengakibatkan pertumbuhan perekonomian negara menjadi negatif atau anjlok. Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh pada perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia serta negara lain. Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kerugian mulai dari pusat perbelanjaan yang sepi, pariwisata yang terbengkalai, industri kuliner yang omsetnya semakin menurun serta tempat rekreasi dengan pengunjung yang masih minim, perusahaan yang menunda ekspor-impor barang hingga berakibat terhadap menurunnya jumlah pendapatan (devisa) negara. 

Tidak hanya perekonomian negara yang terkena dampak ini, tapi juga masyarakat, khususnya masyarakat kecil serta masyarakat menengah kebawah. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan karena penerapan sistem Lockdown. Angka pengangguran akan terus meningkat dan kesejahteraan masyarakat akan semakin menurun. Perekonomian Indonesia akan mengalami penurunan (defisit) dalam beberapa bulan kedepan dimulai dari Maret 2020 hingga pandemi Covid-19 ini berakhir.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 2,3 persen saja. Bahkan dalam skenario terburuknya, dapat menyentuh negatif 0,4 persen. Skenario terburuk ini, akan terjadi apabila pandemi Covid-19 terus berlangsung dalam jangka waktu panjang.

"Kami, Bank Indonesia (BI) LPS dan OJK memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 2,3 pesen bahkan bisa negatif 0,4 persen," ungkap Menteri Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, pada Rabu (1/4/2020).

Salah satu sektor perekonomian menengah yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini adalah peternakan ayam petelur. Penurunan harga telur, daya beli masyarakat yang berkurang serta penundaan ekspor adalah sebagian daripada dampak serius pandemi Covid-19. Salah satu kepala peternakan di wilayah Blitar, Wahyu Ega mengatakan, "Di masa pandemi ini, harga telur ayam mengalami penurunan selama hampir 2 bulan lebih, sedangkan kenaikannya nanti akan memakan waktu yang cukup lama. 

Ekspor ke luar kota juga ditunda karena Pemerintah menerapkan Lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun, meskipun ekspor ke luar kota ditunda sementara ini, tidak mengurangi pemasaran telur karena Pemerintah juga membeli telur untuk disumbangkan kepada warga yang membutuhkan. Jadi pemasarannya tetap seimbang. Yang menjadi permasalahan yaitu adalah harga pakan ayam tetap normal dan harga telur menurun, ini pasti akan membuat kami mengalami kerugian. Akan tetapi, untungnya kerugian itu tidak terlalu besar sehingga kami tetap bisa menggaji karyawan dengan layak. Di area peternakan pun, juga diterapkan protokol kesehatan seperti wajib memakai masker, wajib menjaga kebersihan, wajib memakai hand sanitizer, adanya pengecekan suhu tubuh secara berkala serta penyemprotan desinfektan setiap hari." Imbuhnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor perekonomian serta pembangunan negara dengan demikian parahnya. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai macam bidang, seperti tempat wisata, perusahaan, peternakan, rumah makan, perhotelan, tempat rekreasi, pabrik pakaian , pedagang kecil di sekolahan dan masih banyak lagi yang akan mengalami penurunan profit/pendapatan selama beberapa bulan kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun