Prof YIM sebagai ketua Umum PBB Â yang sedang terlihat asyik-masyuk dengan petahana, tidak pernah mengeluarkan satu statment tegas untuk mendukung paslon Jokowi-Kyai Ma'ruf.
Arahannya jelas, "Caleg PBB fokus kampanye untuk legislatif!"
Betapa pun tidak terlihat mesra  dengan paslon Prabowo-Sandiaga Uno, tetap tidak ada larangan dari Prof YIM  untuk para kader bila ingin medukung Paslon Prabowo-Sandiaga Uno. Tetap dengan tidak mengorbankan Pileg.
Pemilu 2014 yang lalu, ada dinamika dalam tubuh PBB, dengan munculnya  beberapa kasus hukum  yang diatribusikan kepada petinggi PBB, kasus khusus yang selalu muncul menjelang pemilu. Memang tidak sampai ada keputusan apa-apa dari penegak hukum, tapi opini masyarakat sudah terbentuk, militansi kadet ngeper,suara PBB anjlok.
Sekarang, para kader PBB diberikan ruang untuk bergerak menentukan pilihan, tanpa harus terjebak sampai mendalam pada soal capres-cawapres.
Mengayuh perahu diantara dua karang itu berat, biar Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra saja, dia cucu seorang pelaut yang tangguh, hantu laut sudah biasa dihadapi, apalagi hanya Genderuwo yang sontoloyo.
Nb: Semoga anda sudah baca berita penanugerahan gelar untuk petaha yang dihadiri Prof Yusril. Teguklah segelas kopi pahit (tanpa gula), agar terlihat fiksi pahit yang akan menjadi ending nya, tanah melayu itu tanah yang bertuah.