Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Purnabakti Menanti Panggilan Haji

17 Mei 2025   11:41 Diperbarui: 19 Mei 2025   19:28 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada cerita inspiratif guru-guru purnabakti menanti panggilan Ilahi. (Shutterstock/Tamlikho Tam via Kompas com)

Waktu luang yang tersedia setelah purna bakti dimanfaatkan dengan kegiatan yang lebih tenang namun bermakna. Diantaranya memperdalam agama, aktif di majelis taklim, membaca Al-Qur'an, hingga menjadi pengasuh cucu yang luar biasa sabar.

Ya, inilah MC versi para guru purna bakti. Bukan Master of Ceremony, tapi "Mengasuh Cucu". Sebuah dedikasi yang tak kalah mulia dan penuh tantangan.

Mengasuh cucu bukan hanya soal mengganti popok atau menyuapi makan. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan untuk kembali mendidik generasi muda ---kali ini dari dalam rumah.

Ada yang bilang kalau menjadi kakek atau nenek adalah kesempatan kedua dalam mendidik. tapi tanpa tekanan dan murni karena keinginan sendiri karena rasa sayang kepada cucu.

Dalam masa purna bakti banyak guru yang menemukan kedamaian. Mereka tak sibuk mencari pekerjaan tambahan atau menambah penghasilan. Karena bagi kebanyakan guru hidup sederhana itu sudah cukup.

Kata kunci dalam fase ini adalah: cukup. Cukup waktu, cukup tenang, cukup ibadah, cukup bahagia.

Guru memang tak selalu kaya harta tapi mereka kaya pengalaman, kaya doa, dan semoga juga kaya pahala.

Dan mereka tahu bahwa kekayaan sejati bukan di rekening bank berlimpah cuan tapi di hati dan catatan amal.

Tak sedikit guru yang purna bakti memilih untuk menyibukkan diri dalam kegiatan sosial. Menjadi relawan, mendampingi tetangga, hingga aktif dalam kegiatan keagamaan di masjid.

Saat melihat para muridnya tumbuh sukses pasti mereka ikut tersenyum. Itulah gaji emosional yang tak ternilai.

Bahkan, ada guru yang sudah purna bakti namun masih sering diminta berceramah, memberikan motivasi, atau menjadi pembicara dalam acara pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun