Mohon tunggu...
Muhammad AkbarHipi
Muhammad AkbarHipi Mohon Tunggu... Lainnya - ASN BPPT

ASN BPPT

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mikroplastik: Polusi dan Solusi

20 April 2020   21:09 Diperbarui: 20 April 2020   21:25 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mikroplastik bukanlah bentuk baru polutan kehidupan air (aquatic life) yang baru ditemukan disekitar kita. Mikroplastik pada dasarnya adalah plastik atau benda yang lentur dan mudah dibentuk, yang berukuran sangat kecil  yaitu kurang dari 5 millimeter.

Plastik dengan materialnya yang dikenal sebagai polimer, awalnya diproduksi untuk menggantikan materi-materi barang kebutuhan manusia yang hanya bisa dibuat atau dihasilkan oleh alam atau makhluk hidup lainnya. Seperti sebagai pengganti gading gajah yang dulu digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bola billiard pada tahun 1869.

Hal ini jugalah yang menjadi titik awal penemuan plastik jenis polimer sintesis yang pertama. Penemuan plastik menjadi penemuan manusia yang dianggap tidak dipengarahui oleh ketersediaan sumber daya alam dan juga menghilangkan hambatan sosial ekonomi akibat kelangkaan sumber daya alam.

Polusi Planet Plastik 

Revolusi plastik dimulai pada abad 20 dimana skala industri plastik mulai diperluas dan barang-barang berbahan dasar plastik mulai diproduksi dan dikonsumsi secara besar-besaran dalam 50 tahun terakhir. Peningkatan produksi plastik global cukup drastis, yaitu sekitar 5 juta ton per tahun pada 1950 hingga 300 juta ton pada masa sekarang ini dan diprediksi akan meningkat hingga 40 miliar ton pada tahun 2050.

Produksi dan konsumsi masif ini tidak diimbangi dengan informasi yang memadai tentang dampak negatif dari limbah yang ditimbulkan oleh plastik, yang sebagian besar adalah jenis plastik sekali pakai. Limbah padat plastik yang semakin 'menggunung' dan tidak dapat didaur ulang menjadikan plastik polutan berbahaya dunia di abad 21 ini.

Pembuangan limbah plastik secara tidak bertanggung jawab, yang tidak pada tempatnya dan secara terus menerus, membuat plastik menjadi polutan yang sangat mengancam berbagai kehidupan ekosistem, utamanya ekosistem laut. Serpihan-serpihan plastik di laut mulai diobservasi di laut pada tahun 1960an.

Mikroplastik adalah jenis plastik yang paling banyak dibuang, ditemukan dan mengancam organisme laut. Selain ukurannya yang kurang dari 5 millimeter, mikroplastik memiliki dua kategori yaitu mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Mikroplastik primer merupakan fragmen plastik kecil dapat kita temukan pada produk kesehatan maupun kecantikan seperti pasta gigi, pembersih wajah dan kosmetik.

Sedangkan mikroplastik sekunder adalah fragmen plastik kecil yang berasal dari plastik makro yang terurai secara fisik, kimiawi dan biologis di laut. Walaupun ukurannya sangat kecil, namun dampak pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah mikroplastik pada dunia sangat besar.

Serat mikroplastik mencemari alam melalui kegiatan kita seperti mencuci, berenang, berjalan-jalan, makan ataupun mencuci wajah yang lalu akan bermuara pada airan sungai, saluran air hingga ke laut.

Selain dari aliran sungai atau saluran air, sumber mikroplastik juga dapat berasal dari tumpahan kapal yang sedang berlayar, aliran sungai atau saluran air, bencana alam seperti tsunami dan banjir, angin, air pasang, arus dan gelombang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun