Mohon tunggu...
Akbar Fithriansyah
Akbar Fithriansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Gerilyawan Muda

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ada BCL dibalik Ultah Pertama Yazid Syakban

23 April 2020   22:38 Diperbarui: 22 April 2021   13:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yazid Syakban Ultah 

Yazid hari ini lebih merdeka dibandingkan dengan 364 hari yang pernah ia lalui bersama kami. Bagaimana tidak? Biasanya, tiap kali menyentuh makanan atau benda lain (bukan makanan) ia selalu diawasi mama. Ini ndak boleh, itu pun dilarang. Anak seusia dia, apa yang ia genggam itu yang ia makan. Segala dirasa pakai mulut, begitu kira-kira.

Pada hari ini, dirinya dibebaskan --sebebas-bebasnya, menentukan porsinya sendiri mengudap sajian yang telah tersedia di meja makan kesayangannya. Meja makan yang ia gunakan sejak mulai bisa makan enam bulan yang lalu, semenjak itu pula ia sudah belajar menyuap makanan sendiri, walaupun ditakar. Belakangan, meja makan tersebut ia jadikan mobil-mobilan. 

Hilir mudik di tengah rumah, jika membentur dinding tangisnya pecah, minta dibelokkan. Dengan semakin bertambahnya usia, bertambah pula kepandaiannya. Barangkali ini strategi Yazid agar leluasa berjalan, saat dirinya merasa sudah tegap untuk berdiri. Terang saja, tanpa basa-basi makanan pun mulai ia lahap satu persatu. Manfaatkan kedua belah tangan, pelan ia dorong masuk ke dalam rakuangan.

Tak lama berselang, dirinya mampu habiskan sebingkah risoles gembul isi ayam kreasi "Dapur Uni Yati" yang terkenal empuk dan lumer itu, sebidji buah cherry dan beberapa potongan kecil cheesecake legit buatan mama. Persiapan membuat cheesecake ini lebih kurang selama dua hari. Konon terinpirasi dari sosok BCL, dimana setiap anak semata wayangnya yang bernama Noah itu ultah, kue keju tersebut ia masak sendiri. Alhasil, uji coba itu berhasil pada ultah pertama Yazid! 

Adalah mama Isna Amelia, sebagai pemangku kebijakan tertinggi terhadap lelaku Yazid selama ini. Seorang wanita tangguh yang melahirkan ia, tepat satu tahun yang lalu. Selama itu pula, dirinya merawat dan mendidik Yazid dengan penuh kasih sayang. Sudah barang tentu, mama sangat mafhum akan kondisi Yazid, putra pertama kami. Tak terkecuali menyoal asupan gizi. Sedang aku, cuma bisa manut, sembari ikut icip-icip sisaan "rampasan perang" sang buah hati.

Mama dan BCL, Bukber  di Lotte Avenue, Kuningan. (dokpri)
Mama dan BCL, Bukber  di Lotte Avenue, Kuningan. (dokpri)

Yazid Anugrah Syakban --nama panjang yang dulu kami sepakati, kini bintang kecil kami itu genap berusia satu tahun. Demikian alasan yang dikemukakan mama ketika diminta berikan penjelasan singkat. Dengan kata lain, terhitung sejak mulai hari ini, Yazid diperbolehkan makan besar tukasnya. Sontak saja, aku dan segenap "tamu undangan" yang hanya berjumlah tiga orang itu, kembali manggut-manggut, pertanda kami semua bersetuju. Seketika aku membathin, naluri seorang mama tidak akan mungkin pernah keliru. 

Tiap tanggal 21 April, seperti kita tahu adalah peringatan hari lahirnya seorang pahlawan Indonesia, bernama RA. Kartini. Pahlawan emansipasi yang memperjuangkan kesetaraan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Pada jaman masih SD (Sekolah Dasar), aku ingat betul sering menyanyikan lagu pahlawan satu ini, bahkan masa itu liriknya sampai hapal di luar kepala. Seketika aku menoleh pada "Ibu Kita Kartini"-nya Yazid, yang berdiri persis di samping ku. Apakah saat itu, dirinya juga hapal lagu tersebut? Mengingat kami adalah generasi 80-an.

Hari ini 22 April 2020, ditandai penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai diberlakukan di wilayah kami berada, sang pangeran kebanggaan berulang tahun. Baginya, ini adalah ulang tahun yang pertama. Bagi kami, ini merupakan momentum untuk mereview perjalanan Yazid selama satu tahun dan berbagi sedikit keseruan ditengah badai pandemi Covid-19. 

Sebagai seorang gerilyawan kelas kampung, agenda harian ku tak menentu alias serabutan. Entah mengapa, seharian ini mestinya berdiam diri di rumah saja, malahan tersibukan sejak pagi di luaran. Rencana tempo hari, ingin ikut membantu mama mempersiapan acara kecil-kecilan menyambut haul Yazid jadi melenceng, jauh lompat pagar. Menjelang sore, langit tampak mendung. Usai pengukuhan Satgas Covid di Nagari, aku bergegas pulang. Pakandangan lumayan jauh dari Nagari Sikucur, sekira satu jam perjalanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun