Mohon tunggu...
Akbar Endra
Akbar Endra Mohon Tunggu... Politisi - Penulis dan Politisi.

Mengamati sambil menulis yang penting diketahui dan didiskusikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rekonsiliasi Versi "Kingmaker" Amien Rais yang Bikin Gaduh

23 Juli 2019   12:40 Diperbarui: 23 Juli 2019   14:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akbar Endra, Politikus Partai Demokrat | Dokpri

Agenda politik Jokowi pasca rekonsiliasi dengan rival politiknya di Pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto, mulai ricuh dengan tawar menawar posisi Menteri. Kubu 02, berusaha mewarnai penyusunan kabinet yang dilakukan oleh Jokowi-Ma'ruf.

Ini adalah fenomena baru dalam politik demokrasi kita: kubu pemenang dan yang kalah, duduk sama-sama menyusun kabinet atas nama rekonsiliasi. Lalu tiba-tiba menjadi gaduh, karena munculnya permintaan jabatan menteri diisi secara proporsional berdasarkan capaian suara Pilpres, kubu 01 dan kubu 02. 

Prosentasenya, 55 persen kursi menteri diisi oleh 01 dan 45 persen diisi oleh kubu 02. Adalah Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyebut dua syarat rekonsiliasi dengan kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Yakni, ide-ide dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diterima dan dengan pembagian kursi menteri 55:45.

Pendapat Amien Rais itu, menggunakan logika perolehan suara Pilpres. Ia beranggapan, selisih suara antara 01 dengan 02, 55 untuk 01 dan 45 untuk 02. Selisih 10 Persen. Kiprah Amien Rais dalam percaturan politik nasional, tak lagi meragukan. Ia digelari tokoh reformasi, pelopor gagasan politik poros tengah di MRR RI, yang mengantarkan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden RI ke empat, periode 1999-2004.

Setahun setelah Gus Dur mendapuk kursi Presiden  sebagai Ketua MPR RI, Amien Rais tampil paling depan menarik Gus Dur turun tahta dan mendorong Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menggantikan Presiden Gus Dur. Amien adalah kingmaker yang sangat handal. Hitungan politiknya, terukur dan tepat. Megawati pun menjadi Presiden RI ke 5 hingga Tahun 2004.

Memasuki kontestasi Pilpres, pertama kalinya Presiden RI dipilih langsung melalui Pemilihan Presiden. Partai Amanah Nasional yang dibesut Amien Rais berhasil menembus papan tengah.

Amien pun maju sebagai kandidat presiden berpasangan Siswono Yudohusodo, sebagài calon wakil presiden. Namun, Amien, Mega dan Prabowo tumbang. Pemenangnya adalah pasangan SBY-JK.

Selama 10 Tahun masa kepemimpinan SBY-JK dan SBY-Boediono, 2004-2009 dan 2009-2014, sepak terjang politik Amien Rais, bisa dibilang redup. Pria kelahiran Surakarta 26 April 1944 ini, kebanyakan membesut partainya dan mengurus yayasan pendidikannya di Jogyakarta.

Di usianya yang sudah senja, 75 Tahun, Amien Rais move on lagi, ia menjadi "kingmaker" kubu 02, Prabowo-Sandiaga. Gaya politik Amien Rais pun tak ada yang berubah. Ia doyan memukul lawan dengan kritik-kritik pedasnya. Ia mengalirkan energi revolusi pada agenda politiknya, tak segan-segan memperhadapkan kekuatan rakyat dengan prajurit dengan bedilnya. Amien Rais, termasuk orang yang piawai memainkan politik jalanan (demonstrasi).

Sungguh. Amien Rais adalah "kingmaker politik" yang handal. Dari aksi jalanan dengan issu gerakan "people power", ia berhasil membuat kubu 01 Jokowi-Ma'ruf selaku pemenang Pilpres 2019, keder dan harus membuat hitungan baru: Rekonsiliasi Nasional. Berdamai dengan Prabowo Subianto, berarti berdamai dengan Amien Rais. Merangkul Prabowo, berarti juga harus merangkul Amien Rais.

Tentu, konsekuensi dari rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, harus dibarengi dengan sharing power, berbagi kekuasaan.Tak ada rekonsiliasi tanpa bargaining.  Rekonsiliasi bukan sekedar jabat tangan dan makan bersama lantas urusan selesai. Jokowi dan Prabowo akan melanjutkan dengan deal-deal politik yang saling menguntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun