Tulisan ini adalah publikasi tulisan saya yang ke 100 semenjak saya bergabung 4 Februari 2012 yang lalu di Kompasiana. Saya sengaja membuat tulisan ke 100 ini sebagai simbol Full Respect, sebagai bentuk terimakasih kepada pendiri beserta seluruh anggota tim pengelola. Budiarto Shambazy, Taufik H Mihardja, Edi Taslim, Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnaen, beserta seluruh orang-orang yang telah menghidupkan Kompasiana, termasuk warga Kompasiana.
Selain itu tulisan ini juga sebagai telaah pribadi (review), terhadap kualitas dan kuantitas tulisan-tulisan saya di Kompasiana.
*****
Kompasiana, Kampus Berbagi Ilmu Pengetahuan dan Pengalaman
"Mas Rahmad, terima kasih sudah menanggapi tulisan Pak Johan dengan tulisan telaah yang tidak sekadar komentar. Itu yang saya harapkan dari sejak awal berdirinya Kompasiana, yakni menjadikannya kampus berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman."[Pepih Nugraha]
Kutipan di atas merupakan tanggapan Pepih Nugraha dalam tulisan Mempertanyakan "Cirikhas Seorang Penulis" Menurut Mas Pepih Nugraha.
Sungguh benar yang beliau katakan bahwa Kompasiana adalah kampus berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman, karena saya benar-benar merasakannya manfaatnya dalam menambah ilmu, wawasan dan membuka hati dan pikiran.
Saya juga dapat merasakan betapa bahagianya beliau karena harapannya tersebut dapat terwujud.
Selama saya bergabung di Kompasiana, saya menyaksikan langsung betapa serunya dunia kampus Kompasiana dengan keanekaragaman topiknya. Sesuai dengan motto Kompasiana, "Sharing. Connecting." warganya berlomba-lomba membagikan berita, ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman pribadinya. Bukan sekedar posting tulisan, juga saling menanggapi baik melalui kolom tanggapan maupun melalui tulisan.
Adanya gontok-gontokan, gebuk-gebukan, saling menyerang, saling mendukung, saling mengapresiasi, justru menunjukkan indahnya dinamika Kompasiana, mempertegas bahwa Kompasiana adalah kampus. Warganya bebas berpendapat meskipun dibatasi oleh Terms and Conditions yang menurut saya sangat wajar.