Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kompasianer Pengidap Sindrom Narsisme

30 September 2013   12:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:11 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Narsisme adalah keadaan dimana seseorang mencintai dirinya secara berlebihan.

Cirikhas pengidap narsis diantaranya adalah menganggap dirinya sangat penting, memiliki kepercayaan diri yang berlebihan (overconfidence), merasa jauh lebih baik daripada yang lain, seringkali gagal memahami perasaan atau pikiran orang lain, gemar mengeluarkan pernyataan atau melakukan kegiatan yang "nyeleneh" untuk mendapatkan perhatian atau tanggapan-tanggapan dari yang lain, tidak perduli apakah tanggapan itu bersifat positif atau negatif.

Hingga saat ini penyebab narsisme belum bisa diketahui sepenuhnya karena permasalahannya yang kompleks. Diduga penyebabnya dipicu oleh tumbuh kembang masa kecilnya yang tidak normal akibat dari kondisi lingkungan sosialnya yang buruk dan adanya gangguan pada sistem syarafnya.

Dalam konteks media warga Kompasiana, cirikhas pengidap sindrom narsis yang kental adalah gemar memilih topik yang bisa menghebohkan dan membuat judul yang "bombastis" untuk mendapatkan respon dalam bentuk tanggapan atau tulisan.

Pengidap sindrom ini senang sekali jika berhasil menarik perhatian, menjadi bahan pembicaraan dan dia tidak perduli apakah pembicaraan itu memuji atau mencaci dirinya, merasa bahwa dirinyalah yang paling memahami topik yang dibahasnya.

Khususnya pada orang dewasa, solusi untuk mengatasi sindrom narsisme ini cukup sulit karena seringkali pengidapnya tidak menyadari atau tidak mau mengakui penyakit yang sedang diidapnya.

Sedangkan bagi pengidap yang masih berada dibawah pengawasan orangtua dan orang dewasa yang telah menyadari dirinya mengidap sindrom ini, solusi untuk menyembuhkannya adalah dengan terapi kognitif, terapi keluarga, terapi grup dan melalui terapi obat-obatan yang harus diawasi oleh dokter.

Salam Hangat Sahabat Kompasianers...

[-Rahmad Agus Koto-]

Referensi: Psychology Today, Mayoclinic, Wikipedia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun