Mohon tunggu...
Ajun Pujang Anom
Ajun Pujang Anom Mohon Tunggu... Guru - Guru Plus-plus

Sedang menikmati peran sebagai guru sekaligus penulis, dan pembicara di bidang literasi, metode pengajaran dan media pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aja Lali Bahagia (Jangan Lupa Bahagia)

31 Desember 2017   21:21 Diperbarui: 1 Januari 2018   00:04 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alangkah indahnya, apabila kita tak lupa bahagia. Tapi apa ya bisa? Bukankah bahagia merupakan problem alami, bukan persoalan mekanistik. Yang bisa kita on-off kan "semau gue".

Hari ini kita bisa bahagia. Namun, apa bisa besok dijamin tetap bahagia? Meski keadaannya tetap sama. Tidak bukan? Karena kita ini manusia, makhluk yang dinamis. Yang selalu berubah-ubah kehendaknya. Saat ini suka capjay. Apa nanti juga suka capjay? Belum tentu. Ini juga terjadi pada status "bahagia" kita.

Jikalau ada bahagia terus-menerus, apa gunanya sifat sabar, yang sudah kadung preinstalled di diri kita? Tak ada. Untuk itulah, bila kita sekali-kali lupa atau bahkan terlalu sering lupa bahagia.  Adalah hal yang wajar. Tak usah panik, selow aja.

Tapi ngomong-ngomong, sebenarnya sudah tahukah kita apa itu bahagia?

Mari kita tengok pengertiannya di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dan beginilah hasilnya:

bahagia /ba*ha*gia/ 1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- karena dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga;

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun