Timnas Indonesia dilecehkan setelah tiba di Thailand. Memang harus diakui melawan Thailand, kans menang Timnas Indonesia relatif kecil. Masih untung tidak dibantai seperti halnya Timor Leste. Kalah dengan selisih dua gol saja Timnas Indonesia sudah bagus, apalagi bisa menahan imbang.
Meskipun demikian, haruskah Timnas Indonesia dilecehkan pemain Thailand?Â
Tidak tertutup kemungkinan ada sebagian pendukung fanatik yang mendidih darahnya ketika mendengar Timnas Indonesia dilecehkan. Emosi tinggi, rasanya ingin segera terbang ke Bangkok untuk menghajar pemain Thailand tadi. Tidak terima Timnas Indonesia dilecehkan, tapi berhubung ongkos pesawat Jakarta-Bangkok lumayan mahal, sementara kantong lagi cekak, terpaksa keinginan tadi ditunda dulu (kata lain dari tidak bisa berangkat ke sana).
Tapi mengapa Timnas Indonesia dilecehkan oleh pemain Thailand? Apakah masih termasuk psy war yang biasa terjadi pada sebuah pertandingan sepak bola?
Pelecehan dengan tujuan menjatuhkan mental lawan atau membuat lawan lupa diri hal yang biasa sebenarnya. Tinggal emosi lawan bisa terkendali atau tidak.Â
Bentuk pelecehannya pun kini sudah berubah seiring kemajuan zaman. Lawan yang dilecehkan tidak menyadarinya, bahkan dianggapnya sebagai sebuah pujian.
Timnas Indonesia dilecehkan oleh pemain sayap Thailand, Nurul Sriyankem. Ia membuat dua asis yang menjadi dua dari tujuh gol Thailand yang bersarang di gawang Timor Leste.
Begini Timnas Indonesia dilecehkan oleh pemain sayap Thailand tadi.
"Indonesia selalu menyulitkan kami setiap kali kami bertanding. Jadi, saya memprediksi laga melawan mereka berjalan lebih berat. Kami butuh datang ke pertandingan dengan rencana permainan yang tepat," katanya di sini.
Jika Bima Sakti dan pemain Timnas Indonesia mendengar pernyataan pemain Thailand tadi mungkin menganggapnya bukan sebagai pelecehan, melainkan sebuah pujian.Â
Di sinilah berbahayanya, karena Bima Sakti dan anak asuhnya bisa lupa diri dan lengah, akhirnya dibantai oleh Thailand.Â