Presiden Jokowi diancam akan ditembak oleh seorang pria berkacamata yang bertelanjang dada di sebuah ruangan.Â
Pria itu memegang foto Presiden Jokowi sambil menunjuk-nunjuknya, kemudian mengeluarkan kata-kata yang mengancam akan menembak Presiden Jokowi.Â
Videonya pun viral, dan Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan seperti ini:
"Ya kita sudah lihat, saya juga sudah lihat, tapi kan habis makan obat kali tu mungkin gimana lah, coba perhatikan baik-baik,"katanya seperti dikutip dari detik.com, Rabu (23/5/2018).
Menurut Ngabalin, tidak semua hal harus ditanggapi dan diberikan bantahan.
"Saya pikir tidak semuanya kita harus menanggapi itu dengan harus memberikan bantahan apa. Tapi saya pikir kalau seperti begitu kan kita juga bisa perhatikan toh cara ngomongnya, cara lihatnya, rasanya dia habis makan obat itu, saya tidak bermaksud apa-apa, tapi dia mungkin pecandu itu, karena lihat matanya, cara ngomongnya, kepalanya."
Timbul pertanyaan, katanya tadi tidak perlu ditanggapi, lha, ini apa namanya?
"Bagaimana lah seorang kepala negara harus diancam dengan kroco kayak begitu kan. Bukan sesuatu yang mustahil, tapi nggak pantaslah kita mesti menyikapi itu," kata Tenaga Ahli Utama di kantor Staf Presiden tadi menambahkan.
Lha, ini apa lagi namanya? Bukankah ini pun termasuk sebuah tanggapan? Tidak semua harus ditanggapi, tapi yang ini perlu ditanggapi?
Mengenai dugaannya pria yang mengancam akan menembak Presiden Jokowi tadi makan obat, tidak tertutup kemungkinan ada sebagian pihak yang bingung.
Yang benar makan obat atau minum obat?Â