Mohon tunggu...
Aji Setiawan
Aji Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memanfaatkan Barang Bekas, Mahasiswi Upgris Sulap Ember dan Kayu Bekas sebagai Tempat Cuci Tangan (TCT)

6 September 2020   15:30 Diperbarui: 6 September 2020   15:29 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nurul Afidah, Mahasiswi Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang tergabung dalam KKN-Tematik Covid-19 Kelompok 47 melakukan kegiatan dengan memanfaatkan barang bekas yang di sulap menjadi tempat cuci tangan (TCT) d wilayah RT 01/02 Desa Ngabean Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. KKN-Tematik Covi-19 ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Agustus-17 September 2020.

Setelah di luncurkanya peraturan kelonggaran di Era New Normal seperti sekarang ini, masyarakat sudah diperbolehkan untuk memulai kembali aktivitas sosial dan ekonomi asalkan mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah. 

Masyarakat diminta untuk mampu beradaptasi dengan protokol kesehatan yang sesuai dengan anjuran pemerintah sebagai pencegahan penyebaran virus corona.

Meski kasus covid-19 semakin meningkat di wilayah Kabupeten Kendal, pemerintah dan warga sekitar tetap waspada dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungannya agar terhindar dari penularan virus corona yang semakin mewabah. 

Berbagai cara mawas diri dilakukan, salah satunya dengan menyediakan tempat cuci tangan (TCT) dari barang bekas yang dilakukan Mahasiswi KKN-T UPGRIS.

Mahasiswi KKN-T UPGRIS memanfaatkan ember dan kayu bekas yang kemudian di sulap menjadi tempat cuci tangan (TCT) agar masyarakat sekitar bisa dengan mudah mencuci tangan saat melintas dan beraktivitas di Desa Ngabean RT 01/02, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.

Pemanfaatan ini sengaja dilakukan untuk menginspirasi warga sekitar untuk menjaga kebersihan dengan berbagai cara yang menarik. Hal ini diharap dapat memberi inpsirasi kepada masyarakat, jika ingin menjaga kebersihan tak harus membeli hand sanitizer yang harganya mahal.

Ketua RT Desa Ngabean RT. 01/02, Sugeng, menjelaskan adanya pembuatan atau ide ini sangat luar biasa, membantu masyarakat lebih mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik, bahkan sarana cuci tangan seperti ini juga bisa dikembangan lagi dengan menggunakan barang bekas yang ada disekitar kita," ujar Sugeng saat diwawancara melalui pesan singkat, Sabtu (29/8).

Tidak butuh waktu lama untuk membuat tempat cuci tangan (TCT) di lingkungan masyarakat ini. Meski berada pada situasi wabah Codiv-19, Mahasiswi KKN-T UPGRIS tetap berkreasi demi terciptanya kesehatan masyarakat yang aman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun